Liputan6.com, Bogor - Tak hanya menghancurkan ribuan bangunan, bencana longsor dan banjir bandang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 1 Januari 2020 juga juga mengakibatkan sekitar 1.520 hektare lahan sawah rusak. Secara keseluruhan, total kerugian yang dialami para petani padi di Kabupaten Bogor ditaksir mencapai Rp 6 miliar.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan, dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor menyebutkan, kerusakan lahan sawah terjadi di wilayah Kecamatan Nanggung, Cigudeg, dan Sukajaya. Lahan yang paling terdampak banjir bandang yakni di Kecamatan Cigudeg, seluas 265 hektare.
"Dari 1.520 hektare sawah yang terdampak, 50 hektare di antaranya tidak bisa diselamatkan karena tertutup batuan. Sebagian besar masih bisa diselamatkan karena hanya tertutup lumpur," kata Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor, Siti Nurianti di Bogor, Jawa Barat, Senin (13/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia menyebut, kerugian yang dialami para petani padi diperkirakan mencapai Rp 6 miliar. Kerusakan meliputi lahan sawah, tanaman padi, hingga peralatan pertanian.
"Untuk sementara belum ada kompensasi, saat ini mereka hanya diberi sembako dari Petrokimia. Kerugiannya kan beda-beda. Kalau bibit nanti ada bantuan dari pemerintah pusat," ujar Siti.
Bantuan yang dibutuhkan para petani saat ini adalah peralatan bercocok tanam, misalnya cangkul, arit, dan garpu.
"Laporan dari mereka alat-alat tersebut juga hilang dan banyak yang rusak diterjang banjir dan longsor," ujar Siti.
Simak video pilihan berikut ini:
Akses Dua Desa Masih Terputus
Sebelumnya, Bupati Bogor Ade Yasin menjanjikan semua akses jalan yang terputus pascalongsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, akan terbuka pekan ini.
"Akses (yang tertutup) tinggal dua desa lagi. Minggu-minggu ini sudah bisa, Alhamdulillah kita dibantu Kementerian PUPR, banyak alat berat yang diturunkan, jumlahnya 17 unit," ujarnya dikutip dari Antara di Bogor, Minggu 12Â Januari 2020.
Dia memastikan bahwa tersisa dua desa yang belum bisa diakses kendaraan, dari sebelumnya berjumlah sembilan desa. Dua desa tersebut bernama Desa Cisarua dan Desa Cileuksa.
Menurutnya, untuk membuka akses-akses jalan yang tertutup longsoran di Sukajaya itu bukan perkara mudah. Pasalnya, akses jalan di Sukajaya berbentuk mengitar gunung, tepiannya merupakan tebing-tebing tanah yang belum diturap.
Advertisement