Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pihaknya kerap diframing dengan kasus korupsi saat tengah menggelar agenda besar. Hal itu menanggapi kasus suap pergantian antarwaktu yang melibatkan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan caleg PDIP.
Pengungkapan kasus itu ketika Partai berlambang banteng menggelar Rakernas I sehari sebelum pelaku ditangkap.
Baca Juga
Djarot menyinggung ada politisasi hukum telah dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia menyinggung pula operasi tangkap tangan oleh KPK terhadap kader PDIP saat partai tengah mengadakan Kongres.
Advertisement
"Framing betul, dan selalu setiap acara besar partai selalu ada framing begitu. Mulai ada Kongres, Rakernas, ada apa, maka ada yang katakan bahwa ini bentuk politisasi hukum," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Djarot menuding hal tersebut karena merasa PDIP dipojokkan dengan penangkapan oleh KPK. Disebut-sebut Saeful dan Doni merupakan staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Djarot Pertanyakan KPK
Dia juga mengungkit upaya penyelidik KPK yang akan memeriksa dan menyegel ruangan Sekjen Hasto Kristiyanto di DPP PDIP.
"Makanya kita pertanyakan pada saat bayangkan besok kita melakukan rakernas paginya mereka datang, tanpa ada ekspose dan kemudian tanpa dibekali surat pemberitahuan padahal kita semua lagi persiapan untuk rakernas," kata Djarot.
"Nah hal-hal seperti ini berarti kan memang ada dugaan-dugaan yang mengarah untuk memframing dalam hal ini sekjen untuk memframing," lanjutnya.
Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah membantah staf sekjen ditangkap KPK dalam kasus tersebut. Dia mengaku hanya ada dua staf Hasto.
"Staf Pak Sekjen (Hasti Kristiyanto) itu, yang utama saya tau itu cuma dua staf melekat itu namanya Muhamad Darwin, kalau sekertariat namanya Adi. Itulah staf sekjen DPP PDIP Bapak Hasto Kristiyanto," ucapnya.
Advertisement