Liputan6.com, Jakarta - Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menghebohkan publik.
Keraton Agung Sejagat berdiri di atas sebuah bangunan yang berbentuk mirip pendopo. Sebelah utara bangunan yang belum selesai dibangun itu terdapat sebuah sendang (kolam) yang keberadaannya konon sangat disakralkan.
Di lokasi tersebut juga terdapat sebuah prasasti bertuliskan huruf Jawa, pada bagian kiri prasasti ada tanda dua telapak kaki, dan di bagian kanan ada sebuah simbol. Prasasti ini disebut dengan Prasasti I Bumi Mataram.
Advertisement
Baca Juga
Polres Purworejo, TNI, dan Pemerintah Kabupaten Purworejo pun berencana untuk mencari tahu soal keberadaan mereka.
"Kami mengetahui informasi tersebut, namun tindak lanjut belum bisa sampai langkah hukum dan kita akan bareng-bareng melakukan klarifikasi," kata Wakapolres Purworejo, Kompol Andis Arfan Tofani seperti dilansir Antara, Senin 13 Januari 2020.
Berikut 4 hal tentang kemunculan Keraton Agung Sejagat dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bangunan Mirip Pendopo
Sebuah bangunan, mirip pendopo, di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, disebut sebagai Keraton Agung Sejagat.
Sebelah utara bangunan yang belum selesai dibangun itu terdapat sebuah sendang (kolam) yang keberadaannya konon sangat disakralkan.
Di lokasi tersebut juga ada sebuah batu prasasti bertuliskan huruf Jawa, pada bagian kiri prasasti ada tanda dua telapak kaki, dan di bagian kanan ada sebuah simbol. Prasasti ini disebut dengan Prasasti I Bumi Mataram.
Advertisement
Acara Kirab Budaya
Viralnya kemunculan Keraton Agung Sejagat setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya pada Jumat-Minggu, 10-12 Januari 2020.
Keraton Agung Sejagat, dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Dyah Gitarja.
Antara melansir, pengikut Keraton Agung Sejagat ini mencapai 450 orang.
Â
Klaim Bukan Aliran Sesat
Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat menegaskan, Keraton Agung Sejagat bukan aliran sesat. Ia pun meminta masyarakat tidak khawatir.
Dia mengatakan, Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.
Perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka, tahun 1518
Joyodiningrat menyampaikan, dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat mengontrol dunia. Dominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II dan kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.
Advertisement
Aparat Turun Tangan
Polres Purworejo, TNI, dan Pemerintah Kabupaten Purworejo berencana mengklarifikasi munculnya Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo.
"Kami mengetahui informasi tersebut, namun tindak lanjut belum bisa sampai langkah hukum dan kita akan bareng-bareng melakukan klarifikasi," kata Wakapolres Purworejo Kompol Andis Arfan Tofani, di Purworejo, seperti dilansir Antara, Senin 13 Januari 2020.
Dia mengatakan, hal ini perlu dilakukan karena belum ada konfirmasi langsung dari pimpinan Keraton Agung Sejagat tersebut dan selama ini informasinya masih simpang siur.
"Kami memang sudah komunikasi dengan camat dan kades setempat tentang hal tersebut dan mereka akan lapor bupati lebih dulu," ujar Andis.
Dia menyampaikan, sementara ini, pihaknya meminta masyarakat sekitar agar tidak resah dengan adanya Keraton Agung Sejagat.