Sukses

Polisi Halau Dua Kelompok Pendemo di Balai Kota DKI

Aparat kepolisian meminta massa dari pihak pro-Anies maupun yang kontra untuk tertib dan tidak saling menyerang.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi unjuk rasa di depan Gedung Balai Kota Jakarta tidak berjalan lancar. Aksi yang dilakukan untuk menyikapi peristiwa banjir awal tahun tersebut, mendapatkan penolakan dari Massa pendukung Gubernur DKI Anies Baswedan. 

Diketahui, pada saat yang sama ada dua kelompok massa yang berkumpul di Balai Kota DKI Jakarta. Ada massa yang mendukung Anies Baswedan. Ada pula yang mengambil posisi kontra.

Pantauan di lapangan, massa kontra Anies tiba di kawasan Balai Kota DKI Jakarta sekitar pukul 14.00. Aksi bertajuk 'Jakarta Bergerak' kemudian berlanjut dengan penyampaian orasi yang pada intinya menuntut  Anies Mundur dari Jabatannya. Anies dinilai gagal mengurus Jakarta.

Aksi ini mendapatkan penolakan dari pendukung Anies yang sudah lebih dahulu ada di dalam kompleks Balai Kota.

Massa pendukung Anies langsung menyambut kedatangan massa kontra Anies dengan kata-kata yang tidak sopan.

Tak hanya itu. Massa kontra Anies juga dilempari dengan botol bekas air mineral.

Melihat tindakan demikian, pihak kepolisian langsung turun tangan. Aparat kepolisian langsung berdiri di antara ketua kelompok massa. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Diminta tertib

Polisi pun menyampaikan permintaan dan peringatan agar masing-masing kelompok massa dapat menjalankan kegiatan masing-masing dengan tertib.

"Jangan ada yang melempar botol, tolong. Pak ustadz tenangkan. Tolong," kata petugas kepolisian yang berdiri di atas kendaraan pengamanan kepada massa pro-Anies.

Sementara Pemimpin massa pro-Anies pun mencoba untuk menenangkan kelompoknya. Dia pun meminta agar hak massa kontra untuk menyampaikan pendapat dihormati.

Untuk menjaga kekondusifan aksi dan menghindari bentrok antara kedua kubu ini, massa 'Jakarta Bergerak' lalu dipindahkan lokasi untuk menggelar aksinnya, yakni di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat.

 

Reporter: Wilfredus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com