Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan, Organisasi Kemasyarakatan di bidang pendidikan yang akan berpartisipasi sebagai Organisasi Penggerak dapat melakukan pendaftaran hingga 16 April 2020.
Program ini sendiri akan resmi diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim pada Selasa, 10 Maret 2020, dalam sebuah kegiatan bertajuk Forum Organisasi Penggerak.
Baca Juga
Plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano menjelaskan, pengajuan proposal Organisasi Penggerak dapat dimulai pada 16 Maret-16 April 2020.
Advertisement
Adapun khusus pendaftaran keikutsertaan acara Forum Organisasi Penggerak pada 10 Maret 2020, hanya 200 organisasi pendaftar pertama yang dapat mengikuti kegiatan secara langsung di kantor Kemendikbud karena keterbatasan tempat.
"Namun, jangan khawatir. Keterpilihan peserta Forum di tanggal 10 Maret 2020 tidak memengaruhi proses seleksi proposal organisasi Anda. Proses seleksi dan verifikasi akan melibatkan Tim Pakar Independen," kata Supriano kepada wartawan, Minggu (8/3/2020).
Bagi organisasi yang belum berkesempatan hadir langsung pada Forum Organisasi Penggerak, Kemendikbud menyediakan siaran langsung Forum tersebut melalui berbagai kanal informasi.
Organisasi Kemasyarakatan di bidang pendidikan juga dapat mengajukan pertanyaan secara langsung melalui tautan yang disediakan di dalam laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id.
Selain di laman resmi, Kemendikbud akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disampaikan melalui email.
"Tetap siapkan proposal terbaik organisasi Anda dan terus ikuti perkembangan informasi Program Organisasi Penggerak pada laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id," kata Supriano.
Program Organisasi Penggerak diharapkan membantu menginisiasi Sekolah Penggerak yang idealnya memiliki empat komponen. Pertama, Kepala Sekolah memahami proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar. Kedua, guru berpihak kepada anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan siswa.
Ketiga, Siswa menjadi senang belajar, berakhlak mulia, bernalar kritis, kreatif, kolaboratif (gotong royong), dan berkebhinekaan global. Keempat, terwujudnya Komunitas Penggerak yang terdiri dari orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan yang diharapkan dapat menyokong sekolah meningkatkan kualitas belajar siswa.
"Kemendikbud mendorong hadirnya ribuan Sekolah Penggerak yang akan menggerakkan sekolah lain di dalam ekosistemnya sehingga menjadi penggerak selanjutnya," terang Supriano.
Dia menjelaskan, Program Organisasi Penggerak melibatkan sejumlah organisasi kemasyarakatan dan relawan pendidikan dengan rekam jejak baik dalam implementasi program pelatihan guru dan kepala sekolah.
Berbagai model pelatihan yang terbukti efektif meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa diharapkan turut mendorong kualitas guru dan kepala sekolah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pemerintah, Komunitas dan Ormas
Organisasi yang terpilih akan menyelenggarakan program rintisan peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah di bidang literasi dan numerasi selama dua tahun ajaran, yaitu tahun 2020 hingga 2022 pada jenjang PAUD, SD, dan SMP. Pada periode ini, Program Organisasi Penggerak akan meningkatkan kompetensi 50.000 guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di 5.000 PAUD, SD dan SMP.
Inisiator jaringan Semua Murid Semua Guru (SMSG), Najelaa Shihab dalam sebuah kesempatan menyambut baik program ini. Menurut dia, kerja sama seluruh pemangku kepentingan diperlukan agar pengembangan pendidikan dapat dilakukan secara maksimal.
"Pemerintah memang harus terus membuka diri untuk berkolaborasi dengan komunitas dan organisasi kemasyarakatan," kata Najelaa.
Saat ini ada ribuan komunitas dan organisasi pendidikan yang sudah bekerja, melakukan berbagai inovasi di ratusan daerah. Ia berharap, kolaborasi pemerintah dengan komunitas masyarakat akan berlangsung positif untuk Program Organisasi Penggerak dan Sekolah Penggerak, serta berdampak nyata bagi anak-anak Indonesia.
Advertisement