Liputan6.com, Bogor - Menjelang Imlek ke-2.561, Vihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, Kota Bogor, mulai bersih-bersih. Semua sudut bangunan ibadah yang ada di dalam kompleks vihara tertua di Bogor ini turut dibersihkan, Minggu (19/1/2020).
Tak hanya itu, para rohaniwan maupun pengurus vihara juga turut memandikan patung dewa-dewi yang dipajang di dalam altar. Ritual ini disebut mandi rupang atau kimsin.
Patung yang dimandikan di antaranya Hok Tek Tjeng Sin, Kwan Im Po Sat, dan Kwan Seng Tek Kun, Tee Tjung Ong Pho, How Ciong Kun dan patung Kong Tek Tjun Ong. Patung-patung itu dianggap mereka sebagai dewa dan dewi berkedudukan tinggi.
Advertisement
Mulanya, satu persatu patung-patung dibersihkan dari debu. Kemudian dimasukkan ke tiga bak berisi air campur berbagai rupa kembang sebagai proses finishing ritual memandikan. Patung yang sudah dimandikan, kemudian dikeringkan di atas handuk bersih.
Sebelum melakukan ritual, umat Tridharma diwajibkan sembahyang dan menyucikan diri. Sebab, di dalam patung tersebut diyakini bersemayam roh dewa-dewi yang sangat suci.
Dalam kepercayaan umat Tridharma, menjelang perayaan Imlek, roh para dewa-dewi yang berdiam di dalam patung itu sedang naik ke langit. Sehingga patung-patung itu dalam keadaan "kosong" dan harus dimandikan.
"Tujuan sembahyang sebelum pembersihan yaitu memohon berkah keselamatan. Sedangkan sembahyang setelah selesai pembersihan, untuk memberitahukan bahwa pembersihan sudah selesai," ujar pengurus Vihara Dhanagun Khoe Yung Hin..
Pria yang akrab disapa A Yung ini menuturkan, patung yang dibersihkan ini berasal dari ruang utama, ruang naga hijau atau arah timur vihara dan ruang macan putih atau arah barat vihara.
"Di ruang macan putih ada tiga tokoh yaitu How Ciong Kun dan Kong Tek Tjun Ong serta Eyang Raden Suryakancana Winata Mangkubumi. Namun yang Eyang Suryakancana ini tidak ada gambar dan patungnya, sehingga tidak ikut dimandikan," A Yung.
Hok Tek Tjeng Sin
Sedangkan patung yang ada di altar tengah pada ruang utama vihara merupakan tuan rumah di vihara tersebut. Karena itu nama tempat ibadah ini diambil dari nama patung tersebut.
"Nama patung di altar tengah adalah Hok Tek Tjeng Sin. Karenanya tempat ibadah ini disebut juga Hok Tek Bio. Hok Tek Bio ini merupakan Dewa Bumi," jelas A Yung.
Pada Imlek tahun ini, ada pesan moral yang hendak disampaikan kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Di antaranya seluruh umat manusia harus hidup penuh damai, tentram, harmonis, serasi serta toleransi. Tanpa itu semua, umat manusia akan hidup tidak manusiawi dan timbul kekacauan.
"Intinya semua umat manusia ini adalah satu, yakni ciptaan Tuhan, meskipun berbeda dalam kehidupannya. Oleh karenanya, kedamaian harus diciptakan di muka bumi ini," terang Wakil Ketua Yayasan Vihara Dhanagun, Frankie Sibald.Â
Advertisement