Liputan6.com, Jakarta Pendiri tim kemanusiaan MER-C dr Joserizal Jurnalis mengembuskan napas terakhir pada Senin dinihari (20/1/2020), sekitar pukul 00.38 WIB. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Semasa hidupnya, almarhum Joserizal aktif sebagai relawan di daerah peperangan. Dia hadir di lokasi konflik itu untuk memberikan pertolongan medis.
Tangan dingin Jose dalam menangani korban konflik sudah tidak diragukan lagi. Sejumlah wilayah konflik seperti Maluku, Mindanao, Afghanistan, Irak, dan Gaza, telah ia sambangi.
Advertisement
Bahkan, di negeri konflik Timur Tengah ini, ia diamanahkan untuk mendirikan rumah sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
"Serangan Israel jelas mengganggu. Tapi kita jalan terus. Karena kalau pembangunan itu berhenti bisa tambah stres," kata Jose dalam tayangan Liputan 6 SCTV.
Menurut Jose, menjadi relawan di daerah konflik lebih menantang dibanding di tempat biasa. "Kalau menjadi relawan di tempat biasa, sudah banyak. Tapi kalau di daerah konflik, kita menjadi satu-satunya orang atau bagian dari yang jarang itu," ujar Joserizal Jurnalis.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Keterbatasan Peralatan
Tak hanya itu, dalam melakukan tugasnya di daerah konflik, Jose juga sering mengalami keterbatasan peralatan. Di Maluku misalnya, dia harus mengamputasi kaki dengan gergaji kayu. Sementara di Afghanistan, dia sempat kehabisan jarum suntik.
Joserizal menikah dengan seorang wanita bernama Dian Susilawati dan telah dikaruniai tiga orang anak. Mereka adalah Aisha, Nabila, dan Saladin.
Ia merupakan putra dari Jurnalis Kamil, seorang akademisi yang pernah menjabat Rektor Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat pada periode 1984-1993. Sedangkan ibunya, Zahara Idris juga seorang akademisi.
Advertisement