Sukses

Melawan Polisi, Begal Warteg Mamoka Bahari Dihadiahi Timah Panas

Pelaku SB diketahui berperan menodongkan celurit ke korbannya.

Liputan6.com, Jakarta - Proses penangkapan empat pelaku perampokan atau begal yang terjadi di Warteg Mamoka Bahari di Pesanggrahan, Jakarta Selatan tidak berjalan mulus. Sebab ada perlawanan yang dilakukan pelaku, yakni SB.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Bastoni Purnama mengatakan, polisi terpaksa melumpuhkan begal warteg itu dengan menembak kakinya. Ketika penangkapan terjadi, SB dan PS sedang bersembunyi di sebuah gubuk di daerah Gunung Siam, Bogor, Jawa Barat.

"SB ini kita ketahui yang mengancam dengan menggunakan celurit. Karena pada waktu penangkapan berusaha melarikan diri dan melawan petugas, terpaksa dilumpuhkan di bagian kakinya. Dilakukan penembakan," kata Bastoni di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2020).

Selain luka tembak di betis kiri, SB juga mengalami luka di dahinya. Dua luka tersebut dia dapat akibat berupaya melawan petugas dan melarikan diri.

"Jadi itu tersangka SB melarikan diri juga melawan petugas, dilumpuhkan, jatuh dia, terbentur (di dahi)," imbuhnya.

Tersangka begal warteg dihadirkan dalam rilis di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2020). Polisi menangkap empat orang begal Warteg Mamoka Bahari di kawasan Pesanggrahan dengan barang bukti yakni dua unit motor, celurit, serta dompet yang dirampas pelaku. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dalam melakukan aksi, SB diketahui memegang celurit untuk mengancam. Bersama dia ada HW yang juga berlaku sebagai eksekutor. Sementara HF dan PS sebagai joki sekaligus yang memantau situasi.

Keempat begal warteg itu saling mengenal satu sama lain. "Mereka teman satu tongkrongan. Teman. Jadi saling kenal," tutur Bastoni.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Kenapa Begal Warteg?

Ketika dikonfirmasi soal alasan memilih warteg, Bastoni mengatakan, bahwa dalam menjalankan aksinya keempat pelaku tidak pernah menentukan target spesifik.

"Mereka ini random. Ketika lewat ada yang buka. Ada yang lagi makan, mungkin sambil main handphone sehingga memancing mereka untuk datang dan melakukan pengancaman dan pemerasan," ujar dia.

"Keterangan sementara baru satu kali itu melakukan aksi kemudian kabur tapi itu terus kita dalami mungkin ada aksi-aksi lain akan kita dalami," tandasnya.