Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, bertemu dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Pertemuan ini dilakukan Dino guna meminta restu atas giat binaannya yang berfokus pada toleransi umat beragama.
Kepada Wapres Ma'ruf, Dino menyampaikan satu program unggulanya bernama 1000 Abrahamic Circle atau Seribu Lingkar Ibrahim.
Baca Juga
"Ini adalah program bersifat antar iman dan targetnya adalah di akar rumput," kata Dino usai pertemuan tertutup bersama Wapres Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Selasa (28/1/2020).
Advertisement
Dino menjelaskan, program gagasannya ini sangat penting untuk masa depan para pemeluk agama. Khususnya agama yang berada pada lingkar Ibrahim, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi.
"Secara global hubungan pemeluk ketiga agama Ibrahim semakin buruk. Mereka dibatasi dan diganggu oleh pemerintah dan nonpemerintah. Ini tidak sehat, karenanya kami memiliki program ini," ucap Dino.
Mendengar penjelasan Dino, Wapres Ma'ruf Amin menyambut baik. Menurut Dino, Wapres Ma'ruf mendukung langkah dan gagasan Dino untuk program Seribu Lingkar Ibrahim ini.
"Bapak Wapres sangat mengapresiasi program ini. Indonesia tidak hanya rukun, tapi bisa ikut merukunkan kelompok lain di berbagai belahan dunia yang masih ada masalah, kata Beliau," ujar Dino.
Latar Belakang Program 1000 Lingkar Ibrahim
Diketahui, program ini sudah berjalan dalam dua tahun terakhir. Hingga saat ini baru ada tiga lingkar angkatan yang sudah mengikuti program ini. Setiap lingkarnya memiliki perwakilan satu orang pemuka agama, seperti ustaz, romo, atau rabi.
Pemilihan mereka dilakukan oleh tim 1000 Lingkar Ibrahim dan terdiri dari tiga negara berbeda. Usai mendapat perwakilan tersebut, ketiga orang perwakilan agama itu akan tinggal di tiga negara berbeda selama satu minggu. Pemilihan negara berdasar asal dari masing-masing tiga pemuka agama tersebut.
Sebagai contoh, pada lingkar angkatan pertama terdapat tiga perwakilan negara, yakni Islam dari Indonesia, Kristen dari Selandia Baru, dan Yahudi dari Amerika. Kemudian selama sepekan, mereka hidup dan bersosialisasi di tiap negara tersebut, seperti Indonesia di sebuah pesantren di Cirebon.
Tujuannya untuk merasakan toleransi bagaimana keseharian umat beragama menjalani aktivitas kerohanian mereka. Hasilnya, para perwakilan agama yang telah mengikuti program ini mengaku berhasil menghapus stigma negatif sebelumnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tambah Wawasan Beragama
Ikut dalam pertemuan bersama Wapres Ma'ruf Amin, Ustaz Oji Fahruroji mengaku merasakan sensasi keberagaman yang luar biasa.
Sebagai sosok yang lahir dan tumbuh di lingkar pesantren, Oji merasa asing dengan para pemeluk agama lainnya. Namun, dengan mengikuti program 1000 Lingkar Ibrahim, dia menjadi tahu bagaimana Kristen dan Yahudi menjalani kegiatan kerohanian mereka.
"Pertama kali ketemu orang Yahudi, pertama kali ketemu orang Kristen saya melihat individu dan komunitas pikiran saya yang tadinya terus terang anti atau merasa benci kepada mereka itu 180 derajat itu hilang semua dan berubah," kata Oji yang berasal dari Pesantren Peradaban Dunia Jagat 'Arsy, Tangerang Selatan di Istana Wakil Presiden, Selasa (28/1/2020).
Menurut Oji, pemikiran senada juga timbul di benak pemeluk Kristen dan Yahudi. Mereka yang awalnya fobia terhadap Islan berubah dan dapat toleran dengan lebih baik.
"Mereka tadinya Islamofobianya tinggi, tapi setelah datang ke kita itu berubah," Oji menandaskan.
Advertisement