Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Utama (Dirut) TVRI Helmy Yahya menghadiri rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi I DPR RI. Pada kesempatan itu, Helmy membantah pernyataan Dewan Pengawas TVRI bahwa stasion televisi yang ia pimpin dipenuhi program asing.
“Tidak benar TVRI dikuasasi program asing. Program asing tidak lebih dari 10 persen,” kata Helmy di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (28/1/2020).
Dalam kesempatan itu, Helmy juga menjelaskan perihal penyiaran Liga Inggris yang turut dipersoalkan Dewan Pengawas TVRI. Dia mengingatkan bahwa hiburan yang sangat digemari masyarakat di Indonesia adalah bulutangkis dan sepakbola, tak terkecuali Liga Inggris.
Advertisement
Apalagi Helmy menyebut, TVRI mendapatkan hak siar Liga Inggris dengan harga yang relatif murah.
“Hiburan murah yang sangat digemari di Indonesia itu badminton dan sepakbola. Dan kami mendapat kepercayaan harga sangat murah. Kami cuma bayar 2 juta dolar,” ujarnya.
Apabila dihitung harga per tayangan dengan kurs rupiah, maka Liga Inggris hanya sebesar Rp 130 juta. “Itu kami hitung per jam hanya Rp 130 juta. Hanya karena Liga Inggris, publik nonton TVRI. Jangan lupa bola itu hal yang sangat menghibur Indonesia,” tuturnya.
Helmy menjelaskan alasan mengapa lebih memilih menyiarkan Liga Inggris ketimbang Liga Indonesia di TVRI. Alasannya adalah harga yang ditawarkan untuk menyiarkan Liga Indonesia 5 kali lebih mahal.
“Kenapa tidak tayangkan Liga Indonesia? Liga Indonesia harganya 4-5 kali lipat dari Liga Inggris,” ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jadi Killer Content di TVRI
Dengan harga murah dan menarik banyak penonton, Helmy menyebut, Liga Inggris sukses menjadi killer content bagi TVRI.
“Setiap Televisi memerlukan killer content dan master program,” tandasnya.
Advertisement