Liputan6.com, Jakarta Menkumham Yasonna H Laoly tak mau ambil pusing terkait laporan dan desakan ICW agar dirinya dipecat lantaran kasus Harun Masiku.
“Memangnya dia apa? Kenapa memang dilaporin? Biaran saja, ada urusan apa,” kata Yasonna di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (30/1/2020).
Yasonna mengingatkan bahwa yang bisa memecat dirinya hanyalah Presiden. Menurutnya, langkah yang ia ambil sejauh ini sudah benar.
Advertisement
“Yang bisa mencopot saya presiden, bukan dia. Sepanjang saya benar, apapun saya labrak. Jangan pakai kata labrak lah. Apapun akan saya...,” ucapnya.
Terkait masalah imigrasi buron Harun Masiku, menurutnya langkah yang ia ambil sudah tepat dengan mengganti sistem dan Dirjen Imigrasi.
“Masalah Masiku memang sistem kami yang sedang dalam apa itu kok. Sudah berapa tahun saya menyuruh pergantian sistem,” katanya.
“Desember saja saya rapat sudah suruh marah-marah sama mereka. Karena lambat. Sering down. Ada orang ambil paspor antrean jadi lama karena sistem transisi dari ke 1 ke 2. Akibatnya belum selesai, terminal 3 sudah selesai, terminal 3 lelet," ujar Yasonna.
Akui Ditegur
Politikus PDIP itu mengakui ada teguran dari Presiden agar lebih berhati-hari terkait urusan Imigrasi yang menjadi polemik itu.
“Pak presiden bilang hati-hati melalui mensetneg, hati-hati pak menteri, kan dicek ulang dicek ulang, tapi kalau saya ga percaya dirjen menyampaikan dan direktur TI sapa lagi yang saya percaya. Masa saya pergi ke Soetta sana untuk cek kenapa bisa begitu. Saya kan percaya kepada data,” jelasnya.
Yasonna menyebut mulanya statemen antara dirinya dan Dirjen Imigrasi sama, sebelum dirjen meralat keberadaan Masiku. Ia mengklaim tak ada yang ia tutupi terkait posisi Harun.
“Coba cek saya bikin statmen tanggal sehari berikutnya, tanggal 16 dirjen lagi menyampaikan sesuatu dirjen pada hari berikutnya juga menyampaikan sama. iya kan. Kecuali saya mislnya apanamanya menutupi, itu sebab kalah saya menutupi. tapi gak mungkin saya lakukan itu,” ia menandaskan.
Advertisement