Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Aceh telah menyerahkan data mahasiswa asal Aceh yang kuliah di China sebanyak 64 orang kepada Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta. Dari jumlah itu 41 di antaranya sudah tiba di tanah air secara mandiri dan sisanya 23 mahasiswa masih berada di negeri tirai bambu tersebut.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Jakarta, Almuniza Kamal menjelaskan, ada 13 mahasiswa asal Aceh sekarang masih terisolir di Wuhan. Sedangkan selebihnya berada di beberapa kota lainnya. Seperti di Changcun, Jiangsu, Tianjin, Nanning, Baijing dan beberapa daerah lainnya.
"Adapun yang pulang secara mandiri berjumlah 41 orang dan sudah tiba di Aceh atas inisiatif sendiri karena perkuliahannya memasuki masa libur," kata Almuniza Kamal, Jumat (31/1/2020).
Advertisement
Menurut Almuniza, data mahasiswa Aceh diserahkan secepatnya dengan harapan semua mahasiswa asal Tanah Rencong ini segera bisa dibawa pulang ke tanah air.
Dia menyebut 13 mahasiswa yang masih tertahan di Wuhan karena daerah tersebut dalam pengawasan khusus otoritas pemerintah setempat. Sedangkan dua lainnya tengah dalam perjalanan pulang ke Aceh.
"Selain itu, ada delapan mahasiswa lainnya yang yang berada di luar Wuhan dan kita berharap segara dievakuasi juga oleh Kemenlu," jelasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dievakuasi Hari Ini
Pemerintah menevakuasi WNI yang berada di Wuhan hari ini. Dengan menyewa pesawat Batik Air.
Menurut salinan surat permohonan izin Batik Air untuk charter flight kepada Kementerian Perhubungan yang diperoleh Antara, disebutkan maskapai tersebut diminta oleh Kementerian Luar Negeri untuk kebutuhan evakuasi WNI dari Kota Wuhan, China yang saat ini dilanda wabah virus corona.
Dalam surat itu disebutkan pesawat Batik Air jenis Airbus A330 akan berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Indonesia menuju Wuhan, China pada Sabtu 1 Februari 2020 pukul 06.00 waktu setempat. Pesawat diperkirakan rencananya tiba di Wuhan, China pukul 12.00 WIB.
Rencananya, pesawat tersebut akan kembali dari Wuhan pada hari yang sama pukul 13.00 waktu setempat dan akan mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam pukul 19.00 waktu setempat.
Surat permohonan izin charter flight bagi maskapai Batik Air untuk membantu evakuasi WNI tersebut dibuat pada Kamis 30 Januari 2020 dan ditandatangani oleh Direktur Utama Batik Air Capt. Achmad Lutfie.
Reporter : Afif
Sumber: Merdeka
Advertisement