Sukses

Kasus Jiwasraya, Demokrat: Kenapa Selalu Pak SBY Disebut Baper? 

Herman mengatakan, seharusnya postingan SBY dilihat sebagai tindakan yang positif sebagai anak bangsa yang peduli dengan permasalahan negara.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron membantah Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baper terkait postinganya di F acebook mengenai permasalahan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Herman mengatakan, seharusnya postingan SBY dilihat sebagai tindakan yang positif sebagai anak bangsa yang peduli dengan permasalahan negara, bukan malah dikatakan sebagai sebuah tindakan gegabah atau baper.

"Kenapa selalu Pak SBY disebut baper? Padahal kalau melihat subtansi yang dituangkan dalam artikel itu bisa ditangkap secara positif," kata Herman di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (2/2/2020).

Dijelaskan Herman, apa yang dilakukan SBY merupakan bentuk kepedulian terhadap permasalahan yang sedang dialami oleh Jiwasraya. Karenanya Herman mengatakan bahwa kasus Jiwasraya ini dikhawatirkan dapat memicu terjadinya krisis di Indonesia.

"Kasus ini merupakan peringatan, ini lampu kuning, jangan dianggap enteng. Ada keresahan dari seluruh nasabah untuk mendapatkan haknya, sampai awal 2020 itu belum ada kepastian apakah para nasabah dapat haknya atau enggak," ucap Herman.

"Kita harus berpikir positif, karena kalau sudah krisis yang susah itu rakyat kecil. kehidupan rakyat-rakyat kecil akan semakin susah. Masih ada waktu untuk bisa menyelesaikan," sambungnya.

Herman kemudian menambahkan, membahas mengenai kasus Jiwasraya perlu diingat bahwa krisis ekonomi yang terjadi pada 1998 juga sudah berdampak pada asuransi Jiwasraya.

"Perlu dicatat bahwa seluruh industri keuangan pada krisis ekonomi 1998 itu seluruh industri keuangan kena dampak, termasuk asuransi Jiwasraya," tambah Herman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Buka ke Publik

Menanggapi adanya tudingan kasus Jiwasraya pada era SBY, Herman mengatakan untuk pembahasan kasus jiwasraya dapat dilakukan secara lebih transparan dan juga berdasarkan bukti-bukti dan data-data yang ada.

"Buka saja ke publik supaya semua tahu bahwa persoalan kenegaraan tidak boleh ditutupi suatu saat akan meledak. Apalagi ada indikasi bahwa kasus ini terjadi di mana-mana," tutur Herman.

Sebelumnya, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat suara terkait kasus Jiwasraya. Melalui akun Facebooknya, SBY menjawab dan memberikan penjelasan panjang terkait skandal Jiwasraya.

SBY awalnya mengaku tak terusik dengan pernyataan Presiden Joko Widodo dan Kementerian BUMN permasalahan Jiwasraya terjadi pada 2006. SBY, semasa dirinya presiden, menyebut tak pernah dilaporkan terkait krisis keuangan serius di Jiwasraya.

Menurut SBY, jebolnya keuangan Jiwasraya terjadi tiga tahun terakhir. SBY mempertanyakan kenapa isu Jiwasraya dibelokkan dan seolah menyalahkan masalah perusahaan tersebut terjadi di era kepemimpinannya.

"Kalau memang tak satu pun di negeri ini yang merasa bersalah dan tak ada pula yang mau bertanggung jawab, ya salahkan saja masa lampau," kata SBY diketerangannya.

Reporter: Tri Yuniwati