Liputan6.com, Jakarta Gus Sholah atau KH Salahuddin Wahid tutup usia pada Minggu, 2 Februari 2020. Gus Sholah meninggal dunia di RS Harapan Kita, Jakarta pada pukul 20:55 WIB.
Menurut putranya Irfan Wahid, kondisi kesehatan sang ayah memang menurun sejak dua minggu lalu. Saat itu, Gus Sholah mengalami gangguan di organ jantung.
Baca Juga
"Ada keluhan ritme jantung yang tidak beraturan. Dilakukanlah ablasi (operasi) semacam kateter untuk mengisolir elektromagnetik liar," ujar Irfan dalam akun Twitternya.
Advertisement
Kepergian pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur itu meninggalkan duka yang dalam. Tak hanya bagi santri-santrinya, para tokoh Indonesia juga berduka.
Misalnya saja Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Saadi. Ia pun mengenang pesan terakhir Gus Sholah kepadanya yang disampaikan melalui WhatsApp pada 30 Januari 2020.
""Pesan terakhir beliau kepada saya disampaikan oleh putra beliau Gus Billy Wahid melalui pesan WA pada tanggal 30 Januari 2020 terkait dengan rencana pemutaran film Jejak Langkah 2 Ulama KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari. Beliau berpesan agar Gus Billy Wahid berkomunikasi dengan saya, untuk hal tersebut saya menyambut dengan senang hati," kata Zainut Tauhid.
Berikut kenangan sosok Gus Sholah di mata para tokoh Indonesia dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Haedar Nashir
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir bercerita pada 31 Januari 2020 lalu, dirinya sempat membesuk Gus Sholah yang sedang dalam proses operasi jantung di RS Harapan Kita, Jakarta.
Haedar mengungkapkan sudah lama mengenal sosok Gus Sholah. Di mata Haedar, Gus Sholah adalah sosok yang rendah hati.
"Gus Sholah suka bergaul luas dengan banyak kalangan, moderat, memiliki komitmen keislaman yang kuat, dan visi kebangsaan yang luas," ujar Haedar, Minggu, 2 Februari 2020.
Haedar masih ingat benar pada 2017 bersama dengan Gus Sholah dan istri masing-masing menunaikan ibadah haji atas undangan khusus Raja Salman.
Saat musim haji itu, ia bersama Gus Sholah termasuk rombongan perwakilan dunia Islam yang bertemu Raja Salman di Istana Mina.
Kesederhanaan dan kesantuan Gus Sholah tetap dirasakan Haedar ketika itu. Mereka banyak berdiskusi tentang Muhammadiyah dan NU, umat Islam, bangsa, dan perkembangan global.
"Wawasan Gus Sholah moderat dan melintasi, selalu menjaga keseimbangan," ucap Haedar.
Haedar juga sempat berkomunikasi dengan Gus Sholah sebelum pemilik nama lengkap Solahudin Wahid itu terbaring sakit.
Ketika itu mereka berbincang perihal rencana pemutaran Film Dua Tokoh Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim Asyari, yang rencananya mengundang Presiden RI.
"Beliau ingin agar umat dan masyarakat luas mengenal KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari, kedua tokoh umat dan bangsa yang besar jasanya dan melahirkan Muhammadiyah dan NU sebagai warisan terpenting," tuturnya.
Pada akhirnya, Haedar mengajak masyarakat untuk melepas kepergian Gus Sholah dengan ikhlas.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, semoga almarhum husnul khatimah dan diterima di sisi Allah SWT," kata Haedar.
Â
Advertisement
Khofifah Indar Parawansa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menilai KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah adalah paket lengkap dari seorang negarawan dan putra terbaik yang dimiliki Bangsa Indonesia.
"Beliau adalah guru, aktivis, ulama, cendekiawan, sekaligus tokoh hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. Insya Allah, Husnul Khotimah (wafat dengan akhir yang baik)," kata Khofifah.
Mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan seluruh masyarakat Jawa Timur, Khofifah mendoakan semoga Allah SWT menempatkan Gus Sholah di tempat terbaik.
"Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahnya, mengampuni seluruh khilaf dan memberikan ketabahan serta keikhlasan bagi keluarga besar Gus Sholah," ucap dia.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga sempat mengunggah foto bersama Gus Sholah di akun Instagramnya, @khofifah.ip.
Di caption, ia menulis tentang kabar meninggalnya Gus Sholah dan mengajak masyarakat mendoakan agar almarhum diterima di sisi Allah SWT.
"Innalillahi wainna ilaihirojiun. Telah berpulang ke rahmatullah, Gus Sholah (KH Sholahudin Wahid) di RS Jantung Harapan Kita, Minggu (2/2) sekitar pukul 21.00," tulis gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Â
Zainut Tauhid
Menurut Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid, Gus Sholah merupakan seorang negarawan, ulama, cendekiawan dan pegiat kemanusiaan.
Dia mengatakan, Gus Sholah mengayomi semua golongan tanpa memandang suku, ras, agama dan golongan. Gus Sholah, lanjut dia, adalah perekat persatuan dan penjaga harmoni kebhinnekaan.
"Beliau adalah tokoh NU yang berpikiran terbuka, demokratis, dan jernih dalam melihat masalah. Sehingga dalam memberikan solusi salalu mengedepankan pertimbangan kemaslahatan untuk kepentingan yang lebih besar, dan mengenyampingkan kepentingan kelompok dan golongan," ujar Zainut kepada Liputan6.com, Minggu, 2 Februari 2020.
Dia menambahkan, Gus Sholah tidak segan menyampaikan kritik kepada siapa pun jika dianggap salah, dan membela siapa pun yang benar meskipun orang lain menganggap salah. Semua itu dilakukan tanpa ada pamrih dan beban, karena disampaikan dengan penuh keihlasan.
"Beliau menjadi jembatan yang menghubungkan semua golongan. Jembatan yang menghubungkan tokoh-tokoh agama, pemerintah dan masyarakat," kata dia.
Bahkan di kalangan NU, lanjutnya, Gus Sholah menjadi jembatan antara golongan muda dan golongan tua. Sehingga, di NU tidak terjadi kesenjangan generasi, baik dari aspek pemikiran maupun sikap keagamaannya.
Sebelum wafat, lanjut Zainut, Gus Sholah menyampaikan pesan kepadanya. Pesan itu disampaikan melalui pesan WhatsApp pada 30 Januari 2020.
"Pesan terakhir beliau kepada saya disampaikan oleh putra beliau Gus Billy Wahid melalui pesan WA pada tanggal 30 Januari 2020 terkait dengan rencana pemutaran film Jejak Langkah 2 Ulama KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari. Beliau berpesan agar Gus Billy Wahid berkomunikasi dengan saya, untuk hal tersebut saya menyambut dengan senang hati," ujar dia.
"Tidak lama setelah saya mendapat informasi beliau dirawat di rumah sakit karena kondisinya lemah. Belum sempat saya sowan beliau ternyata Allah Yang Maha Pengasih berkehendak lain," imbuh Zainut.
Zainut mengatakan, bangsa Indonesia kehilangan Gus Sholah sebagai seorang ulama besar putra terbaik bangsa yang mengabdikan hidupnya untuk kepentingan umat dan bangsa.
"Beliau adalah seorang negarawan, ulama, cendekiawan dan pegiat kemanusiaan. Beliau mengayomi semua golongan tanpa memandang suku, ras, agama dan golongan. Beliau adalah perekat persatuan dan penjaga harmoni kebhinnekaan," katanya.
Dia juga mengenal Gus Sholah sebagai tokoh NU yang berpikiran terbuka, demokratis dan jernih dalam melihat masalah.
Sehingga, lanjut Zainut, dalam memberikan solusi salalu mengedepankan pertimbangan kemaslahatan untuk kepentingan yang lebih besar dan mengesampingkan kepentingan kelompok dan golongan.
"Semoga Allah SWT memberikan pahala surga kepadanya. Selamat jalan Gus Sholah. Guru bangsa yang mulia, pintu-pintu langit terbuka lebar dan para malaikat menyambutmu dengan hamparan surga. Amin," demikian Zainut Tauhid Saadi.
Â
Advertisement
Fachrul Razi
Meninggalnya Gus Sholah mengingatkan Menteri Agama Fachrul Razi pada saat pemilihan presiden (Pilpres 2004), yang mana Gus Solah merupakan Calon Wakil Presiden dari Calon Presiden Wiranto.
"Kesan saya waktu sama-sama dengan beliau waktu pilpres beberapa tahun lalu, beliau calon wakilnya Pak Wiranto. Saya pada saat itu kumpul cukup lama dan saya tahu sekali bagaimana rendah hatinya, baiknya beliau," kata Fachrul di kediaman Gus Sholah, Jakarta Selatan.
Ia pun merasa sangat kehilangan sosok Gus Sholah yang merupakan tokoh agama serta tokoh nasional. Menurutnya, Gus Sholah selalu memberikan pesan-pesan yang tak pernah menyinggung perasaan orang lain.
"Ya kita kehilangan seorang tokoh nasional, tokoh agama yang luar biasa bukan saja untuk agama Islam tapi untuk semua agama," ujarnya.
"Beliau selalu menyampaikan pesan-pesan sejuk, tidak pernah menyinggung perasaan orang lain dan mudah-mudahan harapan kita ke depan kita dapat lagi tokoh tokoh seperti beliau," sambung Fachrul.
Â
Ma'ruf Amin
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin jalannya salat jenazah Almarhum KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah pagi ini pukul 05.20 WIB.
Usai mengimami jalannya salat jenazah, Ma'ruf memberikan keterangan pers terkait berpulangnya adik kandung dari Presiden Gus Dur tersebut.
"Saya kenal baik, saya sangat dekat, orang yang banyak mengabdikan diri dalam masalah kenegaraan, dan juga masalah keagamaan," kata Ma'ruf di rumah duka, Jalan Bangka, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2020).
Selain itu, Ma'ruf juga mengenang bagaimana dirinya yang sering berdiskusi dengan almarhum selama mondok di Pesantren Tebu Ireng Jombang.
Terlebih, Ma'ruf menilai, setelah kepemimpinan pesantren berpindah ke tangah almarhum, banyak kemajuan pesat terjadi di pesantren tersebut.
"Beliau pimpin pesantren itu, jadi maju dan banyak perubahan pesat, selain menambah jumlah santri dan jumlah pesantren dan dibangun pesantren science ini luar biasa," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf mengaku, sangat hormat terhadap perjuangan almarhum di jalan kerukunan antarumat beragama dan demokrasi.
Dia mengatakan, Gus Sholah adalah penerus langkah Presiden Gus Dur dalam melanjutkan tujuan kerukunan umat beragama.
"Persaudaraan Islam beliau sangat intens beliau membangun ukuwah Islam, khususnya NU dan Muhammadiyah, beliau juga melanjutkan apa yang dilakukan Gus Dur dalam hal demokrasi. Beliau orang baik mengawal kehidupan keagamaan kerukunan dan kemajuan pendidikan dan SDM," imbuh Wapres Ma'ruf.
Â
Advertisement
Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melayat ke rumah duka KH Shalahuddin Wahid atau Gus Sholah, Senin (3/2/2020). Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat, Jokowi menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Gus Sholah.
Jokowi mengatakan, Gus Sholah adalah cendekiawan muslim yang menjadi panutan bersama. Sehingga, atas meninggalnya Gus Sholah masyarakat Indonesia sangat kehilangan.
"Semoga segala amal baik Gus Sholah diterima di sisi Allah SWT khusnul khotimah dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," ujar Jokowi di rumah duka, Jakarta.
Jokowi mengungkapkan, terakhir bertemu dengan Gus Sholah saat berada di istana. Saat itu, kata Jokowi, Gus Sholah banyak menyampaikan mengenai keislaman dan ke-Indonesiaan.
"Saya kira hal yang terkait dengan islam dan kebangsaan yang disampaikan beliau kepada saya banyak titipan kepada kita tetapi saya kira tidak perlu saya sampaikan di sini," kata Jokowi.
Â
Prabowo Subianto dan Romo Benny
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto turut hadir di rumah duka untuk melayat almarhum Gus Sholah.
"Kita hari ini datang untuk menyampaikan penghargaan, penghormatan saya," kata Prabowo di rumah duka, di bilangan Jakarta Selatan, Senin (3/2/2020).
Dia menuturkan, kehilangan tokoh Islam yang sangat penting.
"Kita kehilangan tokoh nasional, tokoh Islam yang menurut saya sangat penting. Kita sangat kehilangan. Semoga beliau diterima di sisi maha kuasa," pungkas Prabowo.
Sementara itu, menurut Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP RI Romo Benny Susetyo, Indonesia telah kehilangan salah satu figur ulama sekaligus pemimpin umat yang memiliki visi kemanusian dan memperjuangkan HAM, nilai demokrasi dan pluralisme.
"Kita kehilangan tokoh besar setia pada perjuangan nilai agama untuk kemanusian. Kita kehilangan tokoh memberikan keteladan dalam memperjuangkan demokrasi dan HAM," kata dia dalam keterangan tertulis.
Romo Benny mengenang kembali pertemuan dengan Almarhum bersama para tokoh kala berdiskusi guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Papua.
"Bersama Gus Sholah waktu bertemu dengan para uskup Papua untuk mencari solusi perdamaian," ujar dia.
Sejak saat itu perjumpan cukup intensif mengatasi konflik Ambon dan Paso bersama dengan tim lintas agama. Pertemuan itu pun semakin intens.
Terakhir, kata Romo Benny, bersama Gus Sholah dalam gerakan moral para tokoh lintas agama mengingatkan kekuasan agar bertindak adil.
Menurut Romo Benny, Gus Sholah figur yang teduh dan pikiran jernih mencermati dinamika bangsa serta konsisten dalam masalah memperjuangkan nilai kemanusian yang universal dan selalu berupaya menjaga agar bangsa ini selalu tunduk konsitusi.
"Dalam dialog Tebuireng menjelang pilres beliau berpesan agar bangsa tetap menjaga bhineka tungal ika dan mendepankan rekonsialisi," tandas dia.
Â
Advertisement
Gus Ipul
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai sosok Gus Sholah yang memiliki sikap menghargai perbedaan patut diteladani.
"Beliau dikenal sangat menghargai dan menghormati perbedaan, sama seperti kakak kandungnya, Gus Dur," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (3/2/2020) dini hari.
Menurut dia, Gus Sholah menjunjung tinggi perbedaan karena setiap orang memiliki pandangan yang belum tentu sama, namun tetap sesuai koridor sehingga menjadikan seseorang lebih bijak.
"Beliau juga tidak memaksakan pendapat yang sama. Cara menyelesaikan perbedaan juga tidak saling menghujat. Ini yang harus diteladani," ucap dia dilansir Antara.
Mantan Wagub Jatim itu, mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya dan mendoakan almarhum Gus Sholah diterima di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran.
"Saya sangat sering komunikasi dengan putra Gus Sholah, Ipang Wahid, termasuk menanyakan kabar ayahnya saat tadi sempat kritis dan masuk rumah sakit. Sekarang, kita semua berduka karena ditinggalkan ulama hebat di negeri ini," katanya.
Atas nama PBNU, ia juga mengimbau kepada pengurus wilayah, cabang, lembaga, badan otonom, serta pondok pesantren mendoakan almarhum Gus Sholah melalui doa bersama, tahlil, dan menunaikan salat gaib.
Â
Abdul Mu'ti
Sekertaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, Gus Sholah adalah salah satu ulama dan tokoh Nahdatul Ulama (NU) yang dinilai sangat dekat dengan berbagai kalangan salah satunya yakni dengan Muhammadiyah.
"Gus Sholah adalah salah satu ulama dan tokoh NU yang sangat dekat dengan berbagai kalangan, khususnya dengan Muhammadiyah. Beberapa kali beliau mengisi dan menghadiri acara Muhammadiyah," kata Sekertaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam keterangannya, Senin (3/1/2020).
Oleh karena itu, lanjut dia, Muhammadiyah merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Gus Sholah. Terlebih, Gus Sholah memang pernah beberapa kali mengisi acara di Muhammadiyah.
"Secara pribadi dan atas nama PP Muhammadiyah, saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Gus Sholah. Kami merasa sangat kehilangan," ujarnya.
Selain itu, Gus Sholah juga dinilai sebagai orang yang tak pernah membeda-bedakan orang lain di matanya. Meskipun usia dirinya dengan orang lain sangat berbeda jauh.
"Gus Sholah adalah sosok yang terbuka dan egaliter. Dalam bergaul, beliau tidak membedakan usia dan hangat dengan siapa siapa saja. Usia beliau sangat jauh di atas saya, bahkan seusia dengan ayah saya," ungkapnya.
"Walau demikian, sepertinya tidak ada jarak antara saya dengan Gus Sholah. Kami sering diskusi masalah umat dan bangsa. Bahkan, saking dekatnya, beliau sering cerita dapurnya NU," sambungnya.
Dengan sifat yang rendah hati tersebut, adik dari Presiden ke-4 Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini merupakan teladan bagi seluruh umat.
"Beliau sosok yang sederhana dan bersahaja. Inilah kepribadian yang membuat saya terkesan dan menjadi teladan bagi umat dan bangsa," pungkas Abdul Mu'ti.
Advertisement