Sukses

Profil Singkat Gus Sholah, Pengasuh Ponpes Tebuireng yang Tutup Usia

Tak hanya sebagai ulama, semasa hidup Gus Sholah juga aktif sebagai salah satu tokoh pembela HAM di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - KH Salahuddin Wahid atau yang biasa dipanggil Gus Sholah meninggal dunia pada Minggu, 2 Februari 2020 di RS Harapan Kita, Jakarta.

Jenazah Gus Sholah sudah dikebumikan di area makam keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Senin, 3 Februari 2020.

Suami dari Farida ini tutup usia setelah mengalami masa kritis usai menjalani bedah jantung di RS Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta. 

Gus Sholah meninggalkan istri dan ketiga anaknya dalam usia 77 Tahun. Pada terakhir masa hidupnya, tokoh ulama ini dipercaya sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Tak hanya sebagai ulama, semasa hidup Gus Sholah juga aktif sebagai salah satu tokoh pembela HAM di Indonesia. Ia bahkan pernah menjadi Wakil Ketua Komnas HAM pada 2002-2007 .

Berikut profil singkat Gus Sholah dari berbagai sumber dihimpun oleh Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Tokoh Besar Ulama NU

Gus Sholah mengikuti jejak sang ayah KH Wahid Hasjim yang bergerak dalam organisasi islam terbesar Indonesia yaitu tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Semasa hidup, ia dikenal sebagai seorang tokoh ulama yang sangat idealis dan berkomitmen memajukan NU ke depan.

Gus Sholah memandang NU sebagai ajaran yang bisa bertahan dan serasi dengan perkembangan zaman.

Menurutnya, sejak lama organisasi NU sudah memberikan sumbangsih yang sangat besar kepada bangsa Indonesia. NU mempercayakannya sebagai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada periode 1999- 2004.

3 dari 5 halaman

Pembela HAM

Tidak hanya sebagai tokoh ulama, Gus Sholah dikenal juga sebagai salah satu tokoh pembela HAM di Indonesia. Ia pernah diamanahkan sebagai Wakil Ketua Komnas HAM pada 2002-2007 .

Berjuang menenggakkan keadilan HAM di Indonesia, Gus Sholah memimpin Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang menyelidiki kasus kerusuhan Mei 1998. Selain itu, ia juga menjadi Tim Penyidik Adhoc Pelanggaran HAM Berat kasus mei 1998.

Sementara itu, Gus Sholah juga membantu masyarakat yang tidak dapat memperjuangkan haknya  melalui Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) pada 2002- 2005.

 

4 dari 5 halaman

Politikus

Adik kandung dari presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini juga sempat terjun ke dalam dunia politik.

Bersama calon presiden Wiranto kala itu, Gus Sholah mencalonkan diri sebagai kandidat calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2004 silam.  

Sayangnya, suara yang ia dapatkan tidak cukup. Langkahnya harus terhenti di urutan ketiga pada babak pertama.

Sebelumnya, Gus Sholah juga pernah menjadi anggota MPR pada 1998-1999.

5 dari 5 halaman

Aktif Organisasi Sejak SMA

Gus Sholah sudah menggeluti organisasi sejak duduk di bangku SMA. Pada 1961-1962 ia dipilih menjadi Wakil Ketua OSIS SMAN 1 Jakarta.

Memasuki masa kuliah, ia lebih memantapkan dirinya dalam organisasi dengan bergabung dalam Anggota pengurus Senat Mahasiswa Arsitektur Insitut Teknologi Bandung pada tahun 1963-1964. Kemudian, ia ditunjuk sebagai Bendahara Dewan Mahasiswa ITB pada 1967.

Di luar kampus, Gus Sholah aktif sebagai anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang menjabat sebagai Komisariat PMII ITB dan Wakil Ketua PMII Cabang Bandung pada 1964-1966.

 

(Rizki Putra Aslendra)