Sukses

Kemenkes Kirim Logistik untuk WNI dari Wuhan di Natuna

Widyawati menyebut sebanyak 238 orang, termasuk lima orang tim aju, dan 42 orang tim penjemput yang diobservasi di Natuna menjadi tanggung jawab pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengirimkan bantuan logistik bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari China di Natuna untuk memenuhi kebutuhan selama masa observasi kesehatan terkait virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCoV).

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemenkes RI, Widyawati di Jakarta, Selasa (4/2/2020) mengatakan, bantuan yang diberikan berupa alat kesehatan lingkungan, alat pelindung diri, dan mesin pengolah limbah medis.

Seperti dilansir Antara, bantuan sampai di tempat observasi kesehatan pada Senin malam 3 Februari 2020 yang dikirim menggunakan pesawat Hercules milik TNI. Logistik berisi ratusan pack alat kesehatan lingkungan, masker, alat pelindung diri dan dua unit mesin pengolah sampah medis (Autoclave).

WNI yang dievakuasi dari Wuhan ini akan diobservasi kesehatannya di Natuna selama 14 hari. Pada masa itu juga pemerintah menjamin ketersedian logistik yang diperlukan dengan pertimbangan kesehatan dan keamanan.

Widyawati menyebut sebanyak 238 orang, termasuk lima orang tim aju, dan 42 orang tim penjemput yang diobservasi di Natuna menjadi tanggung jawab pemerintah.

"Tidak hanya memastikan mereka terbebas dari nCoV, tapi juga semua aspek kebutuhan mereka harus terpenuhi. Ke depan stok bantuan akan terus dipantau dan dipenuhi," tambah Widyawati.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pulangkan WNI dari Wuhan

Sebelumnya pemerintah menjemput 237 WNI dan satu orang WNA yang merupakan suami dari salah satu WNI di China, dan lima orang tim aju yang ditugaskan dalam misi pemulangan ke Indonesia.

Jumlah tersebut berkurang tujuh orang dari yang direncanakan karena empat orang mengundurkan diri dan tiga orang dinyatakan tidak lolos screaning kesehatan oleh Pemerintah China.

Sebanyak tiga WNI yang tidak lolos skrining kesehatan dikarenakan dua orang batuk pilek dan satu orang demam. Pemerintah Indonesia melalui Konsulat Jenderal Republik Indoensia (KJRI) terus mendampingi dan memantau perkembangan kesehatan mereka.