Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mendesak penghentian rencana menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel tanpa berbagi dengan Palestina setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan agenda tersebut.
"Sikap dan pernyataan Donald Trump yang menyatakan bahwa Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel dan tidak dapat dibagi dua dengan Palestina jelas-jelas sangat menyakiti hati rakyat Palestina," kata Anwar di Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Menurut dia, hal itu jelas merupakan perampokan dan perampasan hak-hak dari rakyat dan bangsa Palestina.
Advertisement
MUI, ujar dia mengimbau PBB dan negara-negara yang tergabung dalam OKI untuk menghentikan rencana itu.
Seperti dikutip Antara, bila persoalan itu terwujud, maka hal itu sama saja dengan penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Untuk itu, dia mengimbau pemerintah Indonesia untuk tidak tinggal diam, selalu berusaha dan berjuang untuk membela hak-hak rakyat Palestina.
Perjuangan Indonesia, jelas dia harus terus dilakukan sampai Palestina mendapatkan kemerdekaan, menjadi negara yang benar-benar bersatu dan berdaulat secara politik dan ekonomi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Rencana Lama AS
Pada Selasa kemarin, Donald Trump yang didampingi PM Israel Benjamin Netanyahu, menggambarkan rencana yang telah lama tertunda untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, sebagai win-win solution untuk kedua belah pihak.
Presiden AS mengatakan kesepakatan yang diusulkannya akan memastikan pembentukan solusi dua negara, menjanjikan warga Palestina memiliki negara mereka sendiri dengan ibu kota baru di Abu Dis, sebuah kota di luar Yerusalem.
Trump juga mengatakan Yerusalem akan menjadi ibu kota yang tidak terbagi dari Israel. Palestina sendiri ingin Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki menjadi bagian dari negara masa depan.
Â
Advertisement