Liputan6.com, Bekasi - Raut kecemasan terpapar di wajah Mak Namah yang dipenuhi keriput. Setiap hari nenek 71 tahun itu selalu dirundung kekhawatiran kalau-kalau rumahnya di RT 06 RW 03 Kampung Markan, Rawa Roko, Bojong Rawalumbu, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, longsor sewaktu-waktu.
Kekhawatiran Mak Namah sangat beralasan. Pasalnya, kondisi rumahnya saat ini hanya berjarak kurang lebih 30 sentimeter dari tanah yang longsor, pasca jebolnya tembok pembatas Kampung Markan dengan Perumahan Kemang Pratama 2 akibat banjir di awal 2020.
Mak Namah takut membayangkan apa yang bakal terjadi dengan anak cucunya nanti, jika rumah yang ditempatinya selama 37 tahun itu tiba-tiba tersapu oleh longsor. Hal inilah yang terus-menerus menjadi beban pikiran perempuan renta itu.
Advertisement
Saat ditemui Liputan6.com di kediamannya, anak keempat Mak Namah, Banjir Atmaja mengatakan kemungkinan terjadinya longsor masih sangat besar, terlebih saat ini masih memasuki musim penghujan.
"Kalau hujan terus-menerus mah, sedikit-sedikit tanah berjatuhan di sini. Takutnya kalau hujan nggak berhenti-berhenti, terus hujan gede, takutnya longsor lagi, tanah saya ke bawah lagi," kata Banjir, Jumat (7/2/2020).
Mak Namah bukan satu-satunya warga yang terancam, terdapat belasan jiwa lainnya yang tinggal di sekitaran lokasi bekas longsoran tersebut.
"Ada 16 jiwa yang tinggal di 8 rumah di sini. Alhamdulillah rumah ibu saya masih bagus sih, cuma tanah saja yang ke bawah kira-kira ada dua meter lebih. Sedikit lagi sampe rumah," ujar Banjir.
Masalah ini menurut dia sudah beberapa kali diadukan ke pihak-pihak terkait. Namun hingga saat ini belum juga mendapat penanganan serius.
"Sudah melapor ke pihak Kemang Pratama, RT, RW. Terus kemarin udah disurvei sama orang kelurahan, tapi belum ada kepastian kapannya," paparnya.
Banjir berharap ada upaya perbaikan secepatnya dari pihak terkait, sebelum hal-hal yang dikhawatirkan tersebut terjadi. Ia ingin keluarganya tak lagi diliputi rasa takut dan cemas akan ancaman longsor, terutama sang ibu yang sudah berusia renta.
"Dari pihak keluarga saya pengen segera diperbaiki seperti semula dari pihak pemerintah, kerjasamanya dari pihak Kemang Pratama saling membantu untuk perbaikan tanah saya yang longsor ini," imbuhnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Bisa Membantu
Sementara itu, Ketua RT 06, Lebar atau akrab disapa Kentit mengakui belum ada tindak lanjut dari pemerintah daerah, terkait keluhan warga akan bencana longsor yang setiap saat mengancam.
"Belum ada penanganan," kata dia.
Meski prihatin, Kentit mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membantu permasalahan warganya tersebut.
"Tanah mah nggak longsor, cuma namanya musim hujan ya makin lama kan makin dikit-dikit terkikis. Istilahnya bawahnya seperti jurang, mungkin makin lama hujan kan basah, (bisa) longsor," pungkasnya.
Advertisement