Liputan6.com, Makassar Kementerian Sosial (Kemensos) semakin gencar memperkenalkan program Sembako Murah ke daerah-daerah. Setelah Kota Gresik, Cianjur dan beberapa daerah lain di pulau Jawa, pengenalan sekaligus penyaluran program Sembako Murah berlanjut ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Penyerahan program Sembako Murah kepada puluhan ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Makassar ditandai dengan pencairan Sembako Murah yang dilaksanakan di e-Warong Maraja, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 9 Februari 2020.
Baca Juga
Disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos Andi ZA Dulung. Sebanyak 160 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) antusias untuk menerima bantuan tersebut.
Advertisement
Dalam sambutannya, Andi ZA Dulung memaparkan bahwa program Sembako Murah merupakan bentuk transformasi dari bantuan pangan non tunai (BPNT). Pada program ini, nilai bantuan yang diberikan naik menjadi Rp150 ribu per KPM, dari sebelumnya Rp110 ribu per KPM.
Komoditas pangan yang diberikan juga bertambah. Ada ikan, daging, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sebelumnya KPM hanya mendapatkan pilihan beras dan telur. Dengan bertambahnya bantuan komoditas pangan ini, pemerintah membantu memberikan asupan protein kepada keluarga yang masuk kategori miskin. Upaya ini sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin menekan stunting.
"Stunting dapat dicegah dimulai dari ibu hamil. Asupan gizinya harus dijaga agar bayinya sehat dan cerdas," kata Andi ZA Dulung, dalam sambutannya, di BRI Veteran Selatan, Jalan Veteran Selatan, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Turut hadir dalam acara ini antara Anggota Komisi VIII DPR Samsu Niang, DPRD Kota Makassar, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan Agustinus Appang, dan Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Mukhtar Tahir.
KPM Bebas Memilih Bahan Pangan
Dengan banyaknya pilihan komoditas pangan ini, Andi menyebutkan bahwa para KPM memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri kebutuhan pangan yang ingin dibelanjakan. Dengan mencairkan dananya dari rekening bank BRI dan membelanjakan di e-Warong. Dalam hal ini e-Warong Maraja merupakan agen binaan dari BRI.
Andi juga mengimbau kepada e-Warong agar dalam menjual sayur-sayuran dan buah-buah lebih banyak jenisnya. Hal ini penting untuk pemenuhan gizi kepada para keluarga miskin. Terlebih, masing-masing daerah memiliki keunggulan komoditasnya.
"Misalnya. Bisa disepakati dengan pemiliki e-Warong, bulan ini menjual kacang panjang. Bulan depan ganti dengan kacang merah," kata Andi.
Advertisement
Harus Segera Dibelanjakan
Dia juga mengingatkan kepada ibu-ibu untuk tidak menahan uangnya terlalu lama (Rp150 ribu) ketika sudah cair. Jika mengendap terlalu lama di rekening dananya bisa kembali ke pemerintah. Untuk Februari ini dana tersebut sudah cair pada 15 Februari.
"Ketika sudah cair jangan ditunda. Harus segera dibelanjakan, karena sistemnya e-wallet jadi ga boleh disimpan. Dalam waktu tiga bulan harus segera dicairkan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan Agustinus Appang menjelaskan angka kemiskinan di Sulawesi Selatan turun menjadi 8,69 persen per Maret 2019. Menurutnya masih banyak pekerjaan besar untuk menekan angka kemiskinan lebih besar lagi.
"Kami dari pemerintah daerah harus memberikan dukungan dengan menyiapkan tenaga untuk memonitoring aktivitas pembagian sembako," kata Agustinus.