Sukses

Kakak Kandung Pupung Ungkap Karakter Aulia, Istri Bakar Suami di Sukabumi

Ia menyebut, tak ada kecurigaan kepada Aulia terkait permintaan untuk dibuatkan akta waris untuk anaknya Rena.

Liputan6.com, Jakarta - Kakak kandung Pupung Sadili memberikan kesaksian dalam sidang pembunuhan berencana terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23). Pupung dan anaknya menjadi korban pembunuhan yang jasadnya dibakar oleh istrinya sendiri, Aulia Kesuma.

Dalam persidangan itu, kakak kandung bernama Nani Sadili dan Asoka Wardana mengaku, sempat ada percakapan dengan korban saat hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah terkait akta waris untuk anak dari perkawinan dengan Aulia Kesuma.

"Nah itu pun juga dari almarhum, kami waktu itu bersilaturahmi di hari raya Lebaran ke rumah kakak saya yang pertama. Ya dia mengungkapkan hal seperti itu bahwa si Aulia ini ingin minta dibuatkan akta waris untuk Rena dari hasil anak dari hasil perkawinan yang kedua ini, adik saya menolak," kata Nani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2020).

"Karena tidak perlu dibikin akta waris akhirnya warisan akan jatuh juga kepada kedua anaknya itu. Kami juga sempat (bingung) ini, kenapa harus dibuatkan akta waris itu, itu aja," sambungnya.

Ia menyebut, tak ada kecurigaan kepada Aulia Kesuma terkait permintaan untuk dibuatkan akta waris untuk anaknya Rena. Terlebih, mereka tak pernah berpikir jika Aulia tega melakukan pembunuhan berencana.

"Kami selalu enggak pernah berpikiran sampai akan kejadian seperti ini. Mungkin kalau tidak ketahuan media mengenai apa namanya warisan apa gimana kan kita, cuman adik saya minta, supaya cobalah diberi pengertian apa Aulia ini, sebenarnya apa sih yang disebut warisan. Jadi kita cuma mau beri pengertian aja, kita enggak ada kecurigaan sama sekali untuk akhirnya berubah sejauh ini, itu kejam sadis ya. Itu aja," bebernya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Emosional

Selain itu, ia mengungkapkan, jika Aulia mempunyai sifat yang emosional. Karena, ia pernah diminta oleh Pupung untuk mendengarkan lewat sambungan telpon saat Aulia sedang marah.

"Aulia memang punya sifat emosional ya, itu kami ketahui sudah lama. Tapi terakhir-terakhir ini saya enggak tahu, adik saya (Pupung) itu, kok dia bilang coba dengerin nih kalau Aulia sedang marah, itu aja. Itu terakhir kali saya dengar ternyata sampai sejauh itu, sampai seperti itu kalau dia udah marah, emosional. Dan adik saya itu berusaha sampai akhir hayatnya mencoba memperbaiki sifat istrinya," jelas dia.

Menurutnya, jika Aulia sedang marah, Pupung lebih memilih diam atau tidak melayaninya. Kejadian marahanya Aulia saat ia dengar melalui sambungan telpon itu sudah lama sebelum Pupung tewas.

"Itu sudah lama ya, itu kita juga enggak terpikir sejauh itu ya sampai kejadian peristiwa seperti ini ya. Ya kami cuman dengerin di telepon, mendengar suara piring dibanting cuman itu. Tapi dia teriak-teriak itu memang ada teriakan gitu ya," tutupnya.