Liputan6.com, Jakarta Temuan adanya sebuah area tanah kosong di Perumahan Badan Tenaga Nuklir Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan yang terpapar radioaktif cukup mengejutkan publik.
Paparan radioaktif jenis Cesium-137 itu mulanya ditemukan oleh petugas Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) pada akhir Januari 2020.
Awalnya, petugas Bapeten hanya melakukan pengecekan rutin, pada 30 hingga 31 Januari 2020. Saat itu tingkat radiasi masih dalam batas normal. Namun saat pengecekan ulang dilakukan, paparan radiasinya meningkat.
Advertisement
Untuk menghindari efek dari radiasi, kini garis kuning dilarang melintas dipasang petugas dengan radius 5 meter di Kompleks Batan Indah.
Proses pembersihan paparan radioaktif di Perumahan Batan Indah sudah dilakukan petugas gabungan dari Batan, Bapeten, dan kepolisian. Pembersihan radiasi akan terus dilakukan selama 20 hari ke depan.
Berikut sederet fakta terkait pembersihan atau dekontaminasi paparan dan kondisi terkini di Perumahan Batan:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sampel Tanah Terpapar Radioaktif Diambil
Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten Abdul Qohar mengatakan, tim sudah mengambil sampel tanah yang terpapar radioaktif sejak Sabtu 15 Februari 2020. Secara umum, nilai paparan radiasi lingkungan di daerah tersebut masih normal atau paparan latar.
Namun, pada pemantauan di Perumahan Batan Indah, ada kenaikan nilai paparan radiasi di area tanah kosong di samping lapangan voli Blok J. Bapeten memastikan paparan radioaktif dari Cesium atau Cs-137 hanya terdapat di 5 spot yang berdekatan, di lahan kosong di tengah Pemukiman Batan Indah.
"Jadi dari pemetaan awal terlebih dulu, dari lokasi tanah kosong itu ada 5 spot yang paparan radiasinya paling tinggi, dan terbukti di 5 spot itu ditemukan sumber-sumber yang diduga menyebabkan paparan berlebih ini," ujarnya.Â
Sementara itu, serbuk cesium 137 yang ditemukan diawal, sudah tersimpan khusus. Nantinya, serbuk tersebut akan menjadi barang bukti penyelidikan kepolisian.
Sebab ada dugaan pelanggaran pembuangan limbah radioaktif dengan sengaja di tengah-tengah permukiman warga tersebut. "Barang bukti ini kan punya resiko bahaya sendiri, jadi harus diletakan di lab khusus milik Batan," kata Kepala Biro Hukum, Humas dan Kerjasama Bapeten Indra Gunawan.
Advertisement
Air dan Tanah Tak Terkontaminasi Radioaktif
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memastikan, air dan tanah di sekitar wilayah terpapar radiasi di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, tidak terkontaminasi radioaktif.
"Terkait dengan air tanah, sudah dilakukan pengukuran dan dipastikan air tanah di sekitar wilayah terpapar radiasi dalam kondisi tidak terkontaminasi," ujar Sekretaris Utama Bapeten, Hendiyanto seperti dikutip dari Antara, Minggu (16/2/2020).
Hendiyanto menambahkan, pihaknya sudah bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan akan mempercepat proses pembersihan. Proses pembersihan paparan radioaktif di perumahan itu juga telah dilakukan sejak Sabtu 15 Februari 2020 kemarin.
"Kami menemukan lima titik yang radiasi di atas ambang. Sumber tersebut saat ini sudah ditemukan dan sedang diteliti di laboratorium Batan," katanya.
Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Batan, Heru Umbara memastikan, bahwa zat radioaktif yang ditemukan Bapeten bukan berasal dari reaktor nuklir yang dimilikinya. Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan whole body counting (WBC) terhadap sampel sembilan warga setempat.
"Hasil WBC ini diharapkan dapat diketahui setelah dua hari ke depan. Hasil dari WBC ini untuk mengetahui dampak radiasi," kata Heru.
Proses Dekontaminasi Radioaktif
Puluhan petugas gabungan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) lakukan clean up kembali, Setu, Kota Tangerang Selatan, Minggu (16/2/2020) pagi.
Pantauan di lokasi, puluhan petugas tersebut sudah bersiap dengan mengenakan pakaian perlindung diri berwarna putih dan hijau. Mereka juga mengenakan sarung tangan, masker mulut dan masker rambut.
Satu unit truk bermuatan puluhan drum berwarna kuning, disiapkan di dekat area terpapar. Nantinya drum tersebut akan terisi tanah yang masih terpapar radioaktif dari zat celsium-137.
"Pagi ini kita dari Batan dan Bapeten, akan melanjutkan proses clean up yang kemarin belum selesai. Sampai siang nanti, akan mengambil sisa-sisa tanah yang masih mengandung zat radioaktif untuk dibawa ke Batan untuk diolah," ujar Kepala Biro Humas dan Kerjasama Batan, Heru Umbara.
Petugas akan mapping atau uji fungsi kembali, sehingga daerah Perumahan Batan Indah bisa benar-benar dinyatakan aman dari paparan radioaktif.
Proses clean up sendiri adalah pemindahan tanah yang masih terpapar dan dimasukan ke dalam drum yang sudah disiapkan. Kemudian ditutup rapat sesuai dengan SOP yang ada, lalu di masukan ke dalam truk untuk kemudian di bawa ke Batan yang berada di kawasan Puspitek Serpong.
Â
Advertisement
Kumpulkan 82 Drum Tanah Terpapar Radioaktif
Badan Tenaga Nuklir (Batan) dan Bapeten mengumpulkan 82 drum tanah yang terpapar radioaktif Cesium atau Cs-137, dari tanah kosong Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
"Total hampir seratus drum, atau 82 drum. Masing-masing drum berukuran 100 liter," ujar Kepala Humas dan Kerjasama Batan Heru Umbara, Minggu (16/2/2020).
Pengumpulan tanah tersebut berawal dari 11 Februari 2020. Saat itu dikeruk dan dimasukan ke dalam 5 drum khusus. Lalu berlanjut di 12 Februari mengumpulkan sebanyak 20 drum, pada 13 Februari terkumpul 23 drum.
Lalu, pada 1 4 dan 15 Februari proses pengerukan atau clean up dihentikan sementara lantaran ada kegiatan warga di perumahan tersebut. Barulah proses pengerukan dilanjutkan pada hari ini, 16 Februari 2020.
Â
Keseluruhan drum tersebut langsung dibawa ke Batan di daerah Puspitek Serpong yang berjarak sekitar 3 kilometer. Lalu, tim gabungan tersebut akan menggelar rapat evaluasi mengenai pengerjaan hari ini.
Â
Pembersihan Dilanjutkan Senin Pagi
Hujan yang turun dengan deras pada Minggu sore, membuat tim gabungan Batan dan Bapeten menghentikan sementara proses clean up di tanah kosong di Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten.
"Karena cuaca tidak memungkinkan, maka proses clean up hari ini dihentikan sementara," ujar Kepala Biro Humas dan Kerjasama Batan, Heru Umbara di lokasi radioaktif, Minggu (17/2/2020).
Menurutnya, kalau pengerjaan clean up dilakukan pada saat hujan turun dengan derasnya, akan terjadi cross kontaminasi. Misalnya, paparan radiasi yang menempel di sepatu khusus petugas clean up yang seharusnya hanya di lokasi paparan saja, lalu karena terkena air hujan, tanah akan menjadi lumpur dan bisa menempel kemana-mana.
"Nanti ada orang yang jalan karena tanah atau air, malah ganggu dan merusak. Jadi, kendala fisik, kendala lapangan ada semua. Makanya lebih baik ditunda atau di-hold sementara," ujar Heru.
Clean up akan kembali dilakukan pada Senin (17/02/2020) pagi. Masih sama seperti hari ini, petugas gabungan berkumpul sekitar jam 8.30 pagi, lalu pekerjaan dimulai pukul 09.00 pagi.
Ketika proses clean up selesai, petugas akan melakukan mapping kembali dan mengukur kadar paparan. Bila masih ada kadar paparan di atas batas normal, petugas akan kembali melakukan clean up.Â
Advertisement