Sukses

Cara Pemkab Banyuwangi Pecahkan Masalah Sosial Lebih Inovatif

Pemkab Banyuwangi berupaya memberi motivasi dan inspirasi bagi para penggerak sosial, atau yang biasa dikenal dengan pilar sosial.

Liputan6.com, Banyuwangi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar kelas inspirasi bagi ratusan para penggerak sosial atau pilar sosial agar bisa menjadi mitra pemerintah dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial secara lebih inovatif. Acara yang dipandu Tim Rumah Perubahan milik Profesor Rhenald Kasali tersebut, diikuti 400 anggota pilar sosial se-Banyuwangi di Pendopo Banyuwangi, Senin (17/2/2020).

Mereka terdiri dari satuan tugas pekerja sosial masyarakat (PSM), pendamping program keluarga harapan (PKH), taruna siaga bencana (Tagana), penyuluh sosial masyarakat, dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK). Selain juga dari karang taruna, pendamping disabilitas, serta pelopor perdamaian.

"Kelas motivasi ini untuk me-recharge semangat para anggota pilar sosial. Kita motivasi kembali agar kinerja mereka bisa lebih optimal," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menyapa para peserta melalui sambungan face time.

Anas menjelaskan kegiatan ini digelar agar pilar sosial tak sekadar menjadi penyalur bantuan, tapi juga harus bisa menjadi katalisator sosial. Pilar sosial harus bisa menjadi semacam konsultan bagi penerima bantuan.

"Yang paling penting, pilar sosial harus bisa memberikan motivasi dan menjadi penyemangat warga. Pahamkan kepada warga bahwa bantuan itu agar menjadi motivasi dan pengungkit semangat mereka untuk bangkit dari lingkaran kemiskinan," kata Anas.

Selain itu, Anas berharap pilar sosial saling bersinergi dengan berbagai pihak dalam langkah pengentasan kemiskinan di Banyuwangi.

"Mari kita sinkronkan langkah kita bareng-bareng. antara pemkab, pilar sosial, maupun dengan babinsa dan kamtibmas. Jika teman-teman pilar sosial ini saling bersinergi, saya yakin program kemiskinan bisa kita rancang lebih detail," ujar Anas.

 

 

Kelas capacity building yang dipandu oleh tim Rumah Perubahan, Peter Shearer ini diikuti seluruh peserta dengan sangat antusias hingga usai. Peter yang merupakan founder platform warteg digital ‘Wahyoo’ tersebut, mendorong agar para anggota pilar sosial bisa melayani masyarakat secara tulus dari hati.

"Kalau kita bekerja dari hati, semuanya akan terasa ringan dan mudah. Kita juga akan bahagia melakukannya," kata Peter.

Peter juga meminta dalam bekerja agar mengenali lebih dulu kebutuhan dan permasalahan yang ada di masyarakat. Pemetaan masalah adalah kunci dari sebuah solusi masalah.

"Yang terakhir, maksimalkan penggunaan teknologi sebagai instrumen untuk memudahkan tugas-tugas kita. Misalnya, lewat crowd funding untuk menggalang dana membantu warga yang membutuhkan dan masih banyak lagi," pungkasnya.