Liputan6.com, Tangerang - Sekretaris Umum Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Hendriyanto Hadi Tjahyono menerangkan, dua warga yang terkontaminasi radioaktif zat Cesium (Cs-137) kemungkinan pernah memakan vegetasi yang tumbuh di sekitar tanah yang terpapar, yaitu di lahan kosong atau lapangan Perumahan Batan Indah, Tangerang.
"Kemungkinannya begitu. Saya rasa dia terkontaminasi, bukan terpapar. Di situ ada tanaman, contohnya saja jeruk. Dia meminum atau memetiknya," kata Hendriyanto, di Pemkot Tangerang Selatan, Jumat (21/2/2020).
Mengenai kemungkinan dua warga yang terkontaminasi radioaktif tersebut memakan hewan ternak yang juga mencari makan di tanah terpapar tersebut, Hendriyanto menampiknya.
Advertisement
"Kalau hewan ternak, seperti ayam, saya rasa terlalu kecil, terlalu jauh. Kemungkinan memang dari tanaman," tuturnya.
Hendriyanto mengatakan, dua warga yang terkontaminasi radioaktif tersebut, tingkatannya dinyatakan masih di bawah normal atau berada di angka 0.12 milisievert.
Bagi masyarakat umum tingkat dosis dalam tubuh adalah 1 milisievert dalam setahun, hal tersebut tertuang dalam Peraturan Kepala Bapeten No 4 Tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
"Sehingga tanpa menimbulkan gejala atau efek biologis yang berarti terhadap kesehatannya," kata Hendriyanto.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Polisi Bentuk Tim Khusus
Polisi membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus tercemarnya tanah kosong oleh radioaktif di Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan. Mereka bertugas untuk menelusuri oknum pembuang limbah radioaktif di lahan tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan investigasi untuk mengungkap kasus pembuangan limbah radioaktif tersebut.
"Kita sudah bentuk tim khusus yang terdiri dari Mabes Polda, Polres dan Polsek," kata Argo, disela-sela kunjunganya di Mauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (21/2/2020).
Sampai saat ini, tim kepolisian tersebut sudah mengambil keterangan saksi sebanyak 7 orang dari berbagai instansi.
Argo juga juga menyebut, pihaknya terus melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang lainnya untuk melengkapi data.
"Selain kita tunggu barang bukti, kita juga terus periksa para saksi supaya bisa mengetahui siapa pembuang limbah itu," ujarnya.
Advertisement