Sukses

Cerita WNI ABK di Kapal Diamond Princess: Kita Tetap Bekerja Seperti Biasa

Dede sangat berharap Presiden Jokowi segera memulangkan ABK dan kru kapal Diamond Princess asal Indonesia.

Liputan6.com, Pandeglang - Meski berstatus karantina, kru kapal Diamond Princess yang negatif Corona asal Kabupaten Pandeglang, Banten, tetap bekerja seperti biasa melayani para tamu di atas kapal pesiar. Mereka harus tetap memasak, mencuci piring, dan membersihkan kapal.

Hal itu dialami Dede Samsul Fuad, kru kapal bagian dapur asal Banten yang sudah dikarantina 20 hari lamanya di atas kapal Diamond Princess.

"Dari proses karantina itu kita memang dalam kondisi bekerja, karena kita di sini di dalam kapalnya masih ada tamu, sehingga namanya kru, kita harus melayani tamu, jadi saya masih bekerja. Statement di luar sana kan katanya dikarantina, tidak bekerja, itu salah, saya meluruskan," kata Dede Samsul Fuad, saat dikonfirmasi, Kamis (27/2/2020).

Dede menerangkan, selama msa karantina, tidak ada isolasi khusus, seperti tidak boleh bertemu dengan orang lain di kapal Diamond Princess yang belum diketahui secara pasti apakah terjangkit virus Corona atau tidak.

Dia tetap memasak untuk ribuan penumpang lainnya setiap hari. Para kru kapal dan ABK akan istirahat jika pekerjaan dan tanggung jawabnya telah selesai. Selama tugas hariannya belum selesai, mereka terus bekerja dan bertemu banyak orang.

"Dari sekian ribu orang di kapal, kita melayani tamu, tamu butuh makan setiap hari, butuh yang lain, itu kan kru yang mempersiapkan. Sehingga kita ya harus bekerja. Yang namanya karantina itu bukan yang dibayangkan di luar sana, tidak bekerja, cuma diisolasi, itu enggak seperti itu, kita masih dalam keadaan betul-betul bekerja," terang Dede.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Minta Segera Dipulangkan

Dede sangat berharap Presiden Jokowi segera memulangkan ABK dan kru kapal Diamond Princess asal Indonesia. Sehingga tidak ada yang terjangkit virus Corona. Karena jika terjangkit, maka proses pemulangan akan lebih lama.

Begitupun proses penjemputannya, Dede berharap tidak menggunakan KRI dr. Soeharso, melainkan dengan pesawat.

Karena jika melalui jalur laut, waktu tempuh nya hampir satu bulan. Sehingga membuat lelah para kru dan ABK asal Indinesia. Meski begitu, hingga kini belum ada kepastian dari pemerintah Indonesia kapan mereka akan dijemput dan dibawa 'pulang kampung'.

Para WNI di ABK telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Jepang, untuk segera dipulangkan ke Indonesia. Namun kedutaan tidak bisa berbuat banyak, lantaran keputusannya berada di pemerintah pusat yang berlokasi di Jakarta.

"Katanya dari berita kita akan di evakuasi menggunakan KRI Soeharso yang memerlukan waktu Indonesia-Jepang kemudian Jepang-Indonesia sekitar 28 hari. Kalau semakin lama kita di sini, dari yang negatif akan berubah jadi positif, itu yang kita khawatirkan. Karena kondisi disini tidak memungkinkan," jelasnya.

Tim kesehatan Jepang, kata Dede, terus memantau kesehatan para penumpang, ABK dan kru kapal Diamond Princess. Suhu tubuh dan kondisi kesehatannya diperiksa setiap hari, untuk mengetahui perkembangan kesehatannya.

"Nanti di cek setiap kamar, kalau memang positif, nanti dari tim medis Jepang nanti mengevakuasi kru ini yang sudah di nyatakan positif untuk dibawa ke rumah sakitnya jepang," ujar Dede.