Liputan6.com, Turki - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil batal ke Istanbul, Turki, lantaran lebih memilih untuk mengurusi banjir di Subang.
Meski demikian, Pemprov Jawa Barat tetap melanjutkan pembahasan soal kerjasama pengembangan Aerocity di Kertajati dengan pihak Turki.Â
Baca Juga
Pemprov Jabar bersama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB) bertemu dengan CEO Istanbul Grand Airport (IGA) Kadri Samsunlu, Penasehat CEO GIA Melih Megu, bersama jajaran lainnya.
Advertisement
Adapun dari Pemprov Jabar diwakili oleh Kepala Biro BUMD dan Investasi Jabar, Noneng Komara, BIJB langsung diwakili oleh Direktur Utamanya, Salahudin Rafi. Selain itu Wakil Direktur Utama Angkasa Pura II Edwin Hidayat Abdullah, serta Konsul Jenderal RI di Turki Imam As'ari.
Pertemuan yang berlangsung kurang lebih 3 jam itu, disambut hangat.
"Banyak hal yang dipelajari. Pengelolaan mereka, kita belajar bagaimana mereka mengelola bandara yang sangat luas ini. Kita berharap mereka bekerja sama dalam banyak hal," kata Noneng di kantor GIA, Turki, Kamis (27/2/2020).
Dia menuturkan, pihaknya berharap bisa bekerja sama, terutama mengembangkan Aerocity di Kertajati.
"Bagaimana mereka bisa membantu kita membangun Aerocity. Dan ada beberapa hal yang dia sebutan bisa membangun. Misalnya kargo, membangun satu persatu, membangun Aerocity. Jadi selain belajar, kita juga menawarkan kerja sama," jelas Noneng.
Senada, dirut BIJB Salahudin Rafi, memandang sesuai arahan Ridwan Kamil untuk mengembangkan Kertajati lebih modern dan inovatif.
"Ini kan sebagaimana arahan Gubernur. Jadi, kita berharap bisa bekerja sama. Apalagi Kertajati sebagai bandara yang mengembangkan Aerocity pertama," pungkasnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tentang Istanbul Grand Airport
Perlu diketahui, Bandara internasional Istanbul Grand Airport (IGA) didirikan pada 7 Oktober 2013 untuk membangun dan mengoperasikan Bandara Istanbul selama 25 tahun. Bandara ini berjarak 35 km daripusat kota. Konstruksi akan selesai dalam empat tahap.
Fase pertama diselesaikan ketika dua landasan pacu dan terminal dengan kapasitas penumpang 90 juta dioperasikan. Setelah selesai, bandara ini akan melayani penerbangan ke lebih dari 300 tujuan dengan kapasitas tahunan 200 juta penumpang.
Perjalanan IGA dimulai pada 3 Mei 2013 ketika DHMI (Direktorat Jenderal Otoritas Udara Negara Turki) memberikan kontrak untuk konstruksi dan pengoperasian Bandara Istanbul kepada 5 Konsorsium pihak swasta.
Setelah memenangkan tender untuk proyek, konsorsium tersebut mendirikan perusahaan baru dengan nama IGA pada 7 Oktober 2013, yang kemudian membangun di tahun 2015, dan beroperasi 2018.
Advertisement