Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan ada dua orang di Indonesia yang dipastikan positif Corona Virus Disease (Covid-19) atau virus corona.
Usai diumumkan pada Senin, 2 Maret 2020, masyarakat pun menjadi panik. Mereka khawatir lantaran virus corona sudah masuk ke Indonesia.
Apalagi, ibu dan anak yang positif virus corona bertempat tinggal di Depok, Jawa Barat, kota yang tak terlalu jauh dari Jakarta.
Advertisement
Tak butuh waktu lama, beberapa pusat perbelanjaan pun dipenuhi warga usai Presiden Jokowi mengumumkan ada dua WNI positif virus corona.
Hal tersebut membuat Menko PMK Muhadjir Effendy angkat bicara. Ia meminta masyarakat agar tenang dan jangan berbelanja berlebihan.
"Enggak perlu. Saya minta masyarakat tenang, enggak ada ini enggak ada ini. Jangan dipergawat ini, semuanya supaya berjalan seperti biasa. Termasuk belanja jangan berlebih-lebihan," kata Muhadjir.
Berikut 2 hal yang dilakukan masyarakat usai Presiden Jokowi mengumumkan ada 2 WNI positif virus corona dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belanja Berlebihan
Beberapa pusat perbelanjaan dipenuhi warga usai Presiden Jokowi mengumumkan ada dua WNI positif terserang virus corona atau COVID-19. Mereka diduga memborong kebutuhan pokok hingga masker.
Menko PMK Muhadjir Effendy meminta masyarakat agar tenang dan jangan berberlanja berlebihan, mulai dari bahan pokok hingga masker.
"Enggak perlu. Saya minta masyarakat tenang, enggak ada ini enggak ada ini. Jangan dipergawat ini, semuanya supaya berjalan seperti biasa. Termasuk belanja jangan berlebih-lebihan," kata Muhadjir di Kantor Staf Presiden usai rapat bersama para Menteri, Senin, 2 Maret 2020.
Dia menjelaskan, masyarakat tidak perlu memborong barang pokok serta tidak panik. Menurut dia, dalam kondisi seperti ini harus diperlukan ketenangan serta berhati-hati.
"Saya kira enggak diperlukan. Jangan gampang panik lah, dalam kondisi seperti ini diperlukan ketanangan, hati-hatian dan juga tidak grasak-grusuk," ungkap Muhadjir.
Tak hanya Menko PMK, Gubernur DKI Jakarta juga menyatakan, kebutuhan bahan pokok di Jakarta cukup. Pernyataan ini ia dapatkan dari asosiasi pengusaha ritel Jakarta saat rapat bersama dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi DKI.
Meski disebut cukup, Anies mengingatkan agar warga tidak belanja berlebihan setelah ada informasi 2 warga positif Corona, karena akan mengganggu stabilitas ekonomi.
"Tidak perlu belanja secara excessive (berlebihan), memang yang diburu hanya beberapa item tapi saya sampaikan jangan melakukan pembelian berlebih karena bisa mengganggu stabilitas meski stok kita mereka sampaikan cukup," kata Anies.
Â
Advertisement
Harga Masker Melonjak
Setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus corona atau Covid-19 pada, Senin 2 Maret 2020 kemarin, kepanikan menghampiri masyarakat.
Terutama di wilayah DKI Jakarta. Sebab, dua WNI yang terjangkit tinggal di kota penyanggah dari Ibu Kota, yakni Depok, Jawa Barat. Dua WNI tersebut kini menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
Warga DKI Jakarta dan sekitarnya pun berbondong-bondong menyerbu toko-toko alat kesehatan yang menjual masker. Salah satu yang dituju adalah Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
Lisa Pradianti, seorang warga asal Cakung mengaku tak mempersoalkan harga masker yang kini naik hingga 10 kali lipat. Menurut dia, lebih baik mencegah dari pada mengobati.
"Mahal juga tak masalah, asal punya (masker) supaya enggak ketularan (tertular virus corona)," ujar dia, Selasa (3/3/2020).
Dia mengaku membeli masker untuk nantinya dipakai oleh sang suami. Dia mengaku sang suami kerap bepergian ke luar kota lantaran tugas dari kantor.
Dia mengatakan, setelah membaca berita bahwa di Pasar Pramuka masih menyimpan stok masker, dia pun bergegas untuk membelinya.
"(Mencari masker) buat suami. Buat saya pakai juga. Beli di mana-mana habis mas," kata dia.
Tak hanya Lisa, pemburu masker lainnya, yakni Setiawan mengaku membutuhkan masker karena terbiasa menggunakannya saat berkendara. Saat isu virus corona menyebar, dia pun harus rela merogoh kantong lebih dalam guna membeli salah satu yang menjadi kebutuhannya.
"Saya sudah biasa pakai masker itu, mas, yang merknya Sensi Mask, yang hijau itu. Biasa buat di motor, biar enggak kena debu," kata dia.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Pasar Pramuka yang menjajakan masker dan obat-obatan ramai dikunjungi pembeli. Lorong-lorong sempit di Pasar ini kian sesak dengan banyaknya warga yang mencari masker. Kebanyakan dari mereka mencari masker untuk digunakan sendiri.
Sementara itu, terlihat juga tak semua toko menjual masker. Hanya beberapa kios saja yang masih memiliki stok masker.
Harga masker di Pasar Pramuka ini berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Untuk masker tiga lapis dengan berbagai merk dijual dikisaran harga Rp 300 hingga Rp 350 ribu per-box dengan isi 50 buah. Sementara masker N95 dibanderol dengan harga mencapai Rp 1,5 juta.
Menurut Jhony, pemilik kios di Pasar Pramuka mengatakan stok masker mulai menipis lantaran diserbu pembeli pada, Senin (2/3/2020) atau usai Jokowi mengumumkan adanya dua WNI terjangkit virus Corona.
"Semalam yang ramai mas. Ini stok sudah mulai menipis. Kalau nanti malam ramai lagi, ya enggak tahu (stok habis atau tidak)," kata dia.
Menurut Jhony, kebanyakan masyarakat membeli masker biasa, seperti merk Sensi Mask yang harganya mencapai Rp 350 ribu per-box.
"Yang jenis N95 sudah langka soalnya mas," kata dia.
Menurutnya, sejak awal muncul berita di China warganya terjangkit virus Corona, harga masker mulai naik di pasaran. Masker biasa yang awalnya dibanderol Rp 30 ribu kini naik menjadi sekitar Rp 350 ribu.