Sukses

Deretan Fakta di Balik Erupsi Gunung Merapi

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebut erupsi Gunung Merapi terekam di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik

Liputan6.com, Jakarta Ketinggian kolom abu di atas puncak Gunung Merapi tercatat 6.000 meter saat kembali erupsi, Selasa pagi ((3/3/2020), pukul 05.22 WIB.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut erupsi Gunung Merapi terekam di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik.

Bandara Internasional Adi Soemarmo bahkan sempat ditutup sementara akibat tertutup abu Merapi. Sebaliknya, aktivitas penerbangan di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta tetap berjalan normal.

"Aktivitas penerbangan tetap berlangsung normal walau ada erupsi. Hasil paper test negatif abu vulkanik dan arah angin ke barat daya. Kawasan ini tak ada rute penerbangan," ujar GM Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, Agus Pandu Purnama saat dihubungi.

Saat ini status Gunung Merapi berada pada Level II atau Waspada dengan potensi ancaman bahaya berupa luncuran awan panas dari letusan eksplosif. Oleh pihak BPPTKG warga pun pun diimbau untuk tetap beraktivitas seperti biasa di radius 3 kilometer dari puncak merapi.

Berikut sederet fakta dan dampak yang ditimbulkan saat Gunung Merapi kembali erupsi:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 5 halaman

Hujan Abu hingga ke Boyolali

Erupsi Gunung Merapi menghasilkan kolom abu setinggi 6.000 meter dari puncak, dan teramati guguran awan panas ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak maksimal sekitar 2 kilometer. Saat erupsi, angin cenderung mengarah ke utara.

Sementara, dari pantauan satelit Himawari pukul 06.00 WIB, BMKG menyatakan bahwa debu vulkanik terdeteksi ke arah Barat Daya Tenggara.

Diketahui adanya beberapa laporan turunnya hujan abu di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Laporan di antaranya dari Sudimoro, Sangup, Kecamatan Musuk, Boyolali. Hujan abu Gunung Merapi terjadi sekitar 30 menit setelah erupsi. Laporan yang sama juga diterima di Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali.

Menurut Yuli, warga Jalan Merbabu Boyolali, dampak erupsi Merapi Boyolali Kota terjadi hujan abu tipis. Tetapi hilang begitu gerimis turun di wilayah tersebut. 

3 dari 5 halaman

Hujan Abu Sampai Solo

Hujan abu terjadi tidak hanya di Boyolali dan Klaten, namun sudah sampai ke Kota Solo dan sekitarnya.

Hingga pukul 09.00 WIB, hujan abu masih terus terjadi. Bahkan sudah sampai ke Solo, Sukoharjo dan sekitarnya. Padahal jarak Kota Solo hingga Merapi cukup jauh, yakni sekitar 40 kilometer.

"Ini hujan abu tipis dari tadi jam 8.00 WIB. Kita harusnya pakai masker, tapi nggak ada yang jual," keluh Heru Santosa, warga Solo Baru.

4 dari 5 halaman

Erupsi Setinggi 6.000 Meter

Melalui akun twitternya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik.

Tinggi kolom erupsi Gunung Merapi mencapai 6.000 meter dari puncak. Hingga menyebabkan hujan abu ke arah hulu Kali Gendol, karena arah angin saat erupsi mengarah ke utara.

BPPTKG menyatakan, Gunung Merapi yang ada di perbatasan Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah itu berstatus waspada sejak 21 Mei 2018.

5 dari 5 halaman

Bandara Adi Sumarmo Ditutup Sementara

Erupsi Gunung Merapi juga mengakibatkan Bandara Internasional Adi Soemarmo juga terdampak. Bandara yang ada di ujung timur Kabupaten Boyolali tersebut harus ditutup sementara. Landasan pacu terdapat abu Merapi yang bisa membahayakan pesawat.

"Bandara Adi Soemarmo close 1 jam ke depan, terkait dampak erupsi Merapi. Landasan dilakukan tes, positif terdapat abu Merapi," ujar Humas PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo, Danardewi kepada merdeka.com.

Menurut Danardewi, penutupan bandara dilakukan mulai pukul 09.10-10.10 WIB.Â