Sukses

KLHK: Karhutla Bisa Terjadi Saat Musim Hujan

Beberapa titik di Provinsi Sumatera Selatan juga mulai terlihat beberapa titik api yang berpotensi menjadi karhutla.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan akan segera berakhir pada akhir Maret 2020 ini. 

Kendati demikian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akan mulai terjadi di sejumlah titik dalam beberapa hari belakangan ini.

"Kalau sering disampaikan karhutla terjadi di musim kemarau. Jangan salah, sekarang masih musim hujan, di Riau sudah terlihat potensi kebakaran hari ini. Kami juga sudah menurunkan beberapa tim selama empat hari ini," kata Dirjen pengendalian perubahan iklim KLHK Ruandha Agung dalam diskusi 'Mengubah Paradigma Pengendalian Karhutla: Dari Penanggulangan ke Pencegahan, di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).

Selain di Riau, dirinya juga menjelaskan, beberapa titik di Provinsi Sumatera Selatan juga mulai terlihat beberapa titik api yang berpotensi menjadi karhutla.

"Sumatera Selatan juga sudah mulai banyak lagi hotspot, dan ini sudah berlangsung tiga hari. Ini artinya, kemungkinan sudah menjadi fire spot di sana," jelasnya.

Hampir keseluruhan kasus karhutla, lanjut Agung disebabkan pembukaan lahan untuk pertanian.

"Berdasarkan laporan tim kami di Kalimantan dan Riau, kebanyakan atau hampir seluruhnya itu (kasus karhutla) terjadi karena penyiapan lahan untuk pertanian," imbuhnya.

Selain itu, KLHK juga menganalisa, perusahaan-perusahaan besar bukan dalang di balik terbakarnya hutan-hutan di Indonesia.

"Menurut analisa kami, perusahaan besar tidak mungkin dengan sengaja mereka membuka lahan dengan membakar. Karena sanksinya akan berat sekali, baik sanksi administrasi maupun pidana dan perdata," tegasnya.

"Artinya mereka akan sangat berhati-hati sekali atau bahkan mereka tidak akan berani lagi membuka lahan dengan membakar," tambah Agung. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Fokus ke Titik Api

Berbeda dari penanganan sebelumnya, saat ini KLHK lebih berfokus pada pencegahan timbulnya titik-titik api.

"Pencegahan itu sebelum terjadi api, artinya kita usahakan jangan ada satu titik api sekalipun yang timbul sehingga rakyat kita tidak sempat membuka lahan ilegal," imbuhnya.

Untuk mengikuti perkembangan karhutla di Indonesia, pihaknya menyarankan agar masyarakat mengunduh aplikasi buatan pemerintah.

"Kami membuat aplikasi khusus bernama LAPAN: Fire Hotspot. Di aplikasi itu, bisa dilihat sekarang kondisinya hotspot firenya. Begitu ada hotspot di sana, kami akan kirimkan dan tampilkan koordinatnya," jelas Agung.Â