Liputan6.com, Jakarta - Bekerja shift 12 sampai 24 jam, lalu mata harus siaga mengawasi suhu tubuh ribuan penumpang yang baru turun dari penerbangan internasional. Belum lagi resiko penularan virus corona, begitulah cara kerja puluhan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Semenjak penyebaran virus corona atau Covid-19 menyebar hampir di seluruh dunia, bahkan WHO menetapkannya sebagai kejadian luar biasa, Bandara Internasional Soekarno Hatta memperketat di pintu kedatangan internasional.
Hal ini berdampak pada penambahan jumlah petugas KKP yang siaga di pintu utama masuk ke Indonesia itu. Bahkan, mereka ada yang harus siaga selama 24 jam.
Advertisement
"24 jam, masuk jam 8 pagi pulang besoknya jam 8 pagi. Tapi sistemnya 24 jam masuk, kemudian saya libur 2 hari, masuk lagi, kemudian libur lagi 2 hari," ujar Abi Yoko Mukti, salah seorang petugas KKP perbantuan dari KKP Banten, Rabu (4/3/2020).
Saat bertugas, tidak melulu petugas akan bersiaga, namun melihat jadwal pesawat mendarat atau landing di Bandara Soetta. Lalu masuk jam kedatangan, sebelum itulah, seluruh petugas akan siaga.
Bila sedang sepi, mereka akan beristirahat sebisanya. Namun ada satu ruangan khusus untuk para petugas beristirahat ketika menunggu jeda jam kedatangan.
"Saat jam salat atau makan, akan bergantian dengan petugas lain. Tapi kita punya waktu istirahat bersama, pada saat jeda menunggu pesawat kedatangan, itu bisa 15 sampai 30 menit, lumayan," kata Abi.
Mereka akan siaga sampai pesawat kedatangan terakhir atau sampai pukul 01.30 dini hari. Saat itu petugas akan beristirahat sampai 2 jam, untuk menunggu kedatangan pesawat lagi pukul 04.00 pagi, begitu seterusnya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Khawatir Terkena Corona
Abi mengaku, sudah BKO atau diperbantukan di Bandara Internasional Soekarno Hatta sejak 1 Februari lalu. Tapi, dia tidak keberatan dengan jam kerja yang lumayan menyita energinya.
"Biasa saja, buktinya saya masih sehat alhamdulillah. Dinikmati saja," kata Abi.
Namun, perasaan khawatir tertular virus Covid 19 juga mengintainya. "Takut tertular juga, cuma kan kita pakai alat pelindung diri," ujarnya.
Memang, petugas KKP melindungi diri mereka dari ujung kaki sampai kepala. Telapak tangan pun mengenakan sarung tangan latek yang tidak pernah dilepas, ada juga mengenakan masker menutupi mulut dan hidung, kemudian yang pria mengenakan topi.
Abi pun tidak mengetahui sampai kapan dia akan BKO di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Sebab, bukan hanya dirinya dari Banten atau KKP Merak saja yang diperbantukan, namun ada juga dari Bandung dan kementerian.
"Mungkin sampai status dari WHO diturunkan, saya ikuti saja," katanya.
Advertisement