Sukses

Melihat Pulau Galang, Tempat RS Khusus Corona

Pulau Galang yang dulu menjadi pulau penampungan pengungsi Vietnam, jaraknya sekitar 62 kilometer dari Bandara Hang Nadim, Batam.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk merenovasi rumah sakit di Pulau Galang, Kepulauan Riau, untuk menangani penyakit menular, khususnya karena virus Corona (Covid-19). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginstruksikan agar renovasi rumah sakit tersebut selesai dalam satu bulan.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono langsung berangkat menuju Pulau Galang, Batam, Kepulauan Seribu, Rabu (4/3/2020).

Pulau Galang yang dulu menjadi pulau penampungan pengungsi Vietnam, jaraknya sekitar 62 kilometer dari Bandara Hang Nadim Batam.

Adapun lokasi yang mudah dijangkau dari Singapura 45 menit dengan kapal feri maupun dari Bandara Hang Nadim Batam, penerbangan selama satu jam 15 menit menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk memilih Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau itu.

Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan, jika WNI terdampak penyakit menular bisa langsung diobservasi di rumah sakit itu secara cepat karena lokasi yang mudah diakses.

"Apabila ada WNI dari luar negeri maupun dalam negeri yang terinfeksi harus melakukan observasi kapan pun saja itu bisa langsung ke sini dengan alasan Bandara Batam lebih dekat, dan bisa didarati pesawat kecil maupun pesawat berbadan lebar. Jarak dari bandara di Batam menuju Pulau Galang ini hanya satu jam 15 menit, sehingga lebih dekat," ujar Tjahjanto seperti dikutip dari Antara.

RS Berstandar WHO

Panglima TNI mengatakan pemerintah akan segera membangun rumah sakit di atas lokasi lahan eks-pengungsi Vietnam itu dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Panglima TNI beserta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menilai lokasi sudah memenuhi standar karena memiliki sumber air bersih dan juga listrik.

"Itu juga semua akan kita buat sesuai dengan aturan atau protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh WHO," ujar Panglima TNI.

Ia pun optimistis dalam waktu dekat di atas lahan bekas kamp pengungsi 'manusia perahu' asal Vietnam itu bisa segera didirikan rumah sakit untuk penyakit menular.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat apabila ini sudah kita rencanakan dengan baik, akan segera berdiri rumah sakit untuk penyakit menular yang ada di Pulau Galang," kata Hadi.

Mengenai kapasitas rumah sakit yang akan dibangun nantinya akan mampu menampung sekitar 1.000 pasien dengan ratusan jumlah kamar dimana 50 kamar akan dijadikan kamar khusus isolasi penyakit menular berstandar protokol kesehatan dari WHO.

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bekas Pusat Penampungan Pengungsi Vietnam

Pulau Galang merupakan bekas pusat penampungan pengungsi Vietnam yang kini menjadi salah satu tempat wisata sejarah kemanusiaan.

Kamp pengungsian manusia perahu asal Vietnam merupakan saksi sejarah penanganan pengungsi di Indonesia. Jadi, harus dijaga agar tetap lestari meski saat ini sudah ditinggalkan penghuninya mencari suaka ke sejumlah negara dan sebagian dikembalikan ke negara asal.

Tempat tersebut sudah beberapa tahun dikelola menjadi tempat wisata sejarah oleh BP Batam. Namun, karena sudah lama tidak digunakan, bangunan tersebut sudah termakan usia.

Pantauan di lokasi, di tengah hutan di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau itu memang terdapat bangunan bekas Pengungsi Vietnam yang sudah terkelupas catnya.

Ada juga bangunan bertuliskan RS Palang Merah Indonesia (PMI), tapi terlihat sudah terbengkalai.

Panglima TNI mengatakan pengungsi Vietnam kala itu memakai lokasi itu dari tahun 1979 sampai 1996, karena itu memang kondisi sejumlah bangunan masih perlu diperbaiki karena sudah lama tidak digunakan.

Namun, karena tempat itu sudah tersedia sumber air bersih dan listrik, serta memiliki bangunan bekas rumah sakit, maka dianggap memenuhi syarat bagi pemerintah untuk dijadikan lokasi observasi virus menular, salah satunya virus corona.

"Fasilitas di sini juga sudah memenuhi di antaranya adalah air, listrik, dan rencana ke depan akan kami perbaiki rumah sakit yang sudah ada," kata Hadi.

Tempat Observasi Virus Corona

Lokasi itu juga akan dijadikan pilihan rumah sakit dan tempat observasi korban terjangkit virus corona, setelah di Pulau Natuna Utara dan Pulau Sebaru.

"Kami lihat situasinya saat ini tepat apabila kami merencanakan untuk melakukan rehabilitasi gedung-gedung yang sudah ada untuk dijadikan rumah sakit khusus yang digunakan (untuk penyakit menular) seperti yang saat ini merambah ke wilayah kita yaitu adanya Virus Corona," kata Hadi Tjahjanto.

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dirinya bersama Panglima TNI masih melihat orientasi lapangan terlebih dahulu sebelum memutus kapan waktu memulai pelaksanaan rehabilitasi tempat tersebut.

"Ini baru akan kami rencanakan, ini masih melihat ya kalau ada rumah sakit atau pelabuhan di sini, operasinya kayak apa, kondisi alamnya kayak apa. Mudah-mudahan bisa kita selesaikan semua," kata Basuki.

Usai peninjauan, Panglima TNI, Menteri PUPR serta rombongan diantaranya, Asops Panglima TNI, Aslog Panglima TNI, Aslog Kasau, Dirziad, Kapuskes TNI, Kabais TNI, Kaskogabwilhan Idirziad, Kapuskes TNI, Kabais TNI, Kaskogabwilhan I serta Staf terkait bertolak kembali ke Jakarta dengan Pesawat Boeing 737 TNI AU.