Sukses

Jokowi: Tidak Ingin Masyarakat Panik, Kita Tak Bersuara dalam Penanganan Covid-19

Sejumlah mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terlalu lambat dan terlena dalam penanganan Covid-19. Jokowi kemudian menjawabnya....

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terlalu lambat dan terlena dalam penanganan covid-19. Jokowi mengaku memang sengaja tidak mengumbar penanganan yang telah dilakukan pemerintahannya dalam mencegah penyebaran penyakit karena virus Corona tersebut.

Jokowi mengatakan, pemerintah tidak ingin membuat masyarakat panik.

"Langkah serius telah kita ambil. Tapi di saat bersamaan, kita tidak ingin ada rasa panik, keresahan, di masyarakat. Oleh karena itu, dalam penanganan Covid-19, kita tidak bersuara, kita harus tetap tenang dan berusaha keras," ujar Jokowi di Bandara Soetta, Tangerang, Jumat (13/3/2020).

Dia mencontohkan penanganan kasus Covid-19 nomor 01 dan 02. Setelah diketahui keduanya positif, tim reaksi cepat Kementerian Kesehatan dibantu intelijen BIN dan Polri melacak orang-orang yang kontak langsung dengan pasien tersebut. Pergerakan itu dilakukan dengan diam.

Dua hari kemudian, Jokowi sudah mendapatkan 80 nama yang berada dalam klaster Covid-19 itu.

"Jadi memang ada yang kita sampaikan, ada yang tidak kita sampaikan karena kita tidak ingin menimbulkan keresahan dan kepanikan di masyarakat. Kita berusaha keras mengatasinya," kata Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

34 Pasien Positif Corona

1. Kasus Nomor 1: perempuan, 31 tahun, sembuh.

2. Kasus Nomor 2: perempuan, 64 tahun. Dalam proses tes ulang setelah perawatan.

3. Kasus Nomor 3: 33 tahun, influenza, sembuh.

4. Kasus Nomor 4: 34 tahun, influenza.

5. Kasus Nomor 5: 55 tahun, kondisi stabil, tidak demam, tidak batuk, tidak pilek.

6. Kasus Nomor 6: ABK Diamond Princess, 36 tahun, sembuh.

7. Kasus Nomor 7: perempuan, 59 tahun, kondisi stabil.

8. Kasus Nomor 8: laki-laki, 56 tahun, sudah bisa napas spontan setelah sebelumnya menggunakan ventilator.

9. Kasus Nomor 9: perempuan, 55 tahun, kondisi sakit ringan-sedang.

10. Kasus Nomor 10: laki-laki, 29 tahun, tunggu hasil tes kedua. Hasil tes pertama negatif.

11. Kasus Nomor 11: perempuan, 54 tahun, kondisi: stabil.

12. Kasus Nomor 12: laki-laki, 31 tahun, kondisi sakit ringan-sedang.

13. Kasus Nomor 13: perempuan, 16 tahun.

14. Kasus Nomor 14: laki-laki, 50 tahun, imported case, sembuh.

15. Kasus Nomor 15: perempuan, 43 tahun, imported case.

16. Kasus Nomor 16: perempuan, 17 tahun, imported case.

17. Kasus Nomor 17: laki-laki, 56 tahun, imported case.

18. Kasus Nomor 18: laki-laki, 55 tahun, imported case.

19. Kasus Nomor 19: laki-laki, 40 tahun, imported case, sembuh.

20. Kasus Nomor 20: perempuan, 70 tahun, subklaster Jakarta.

21. Kasus Nomor 21: perempuan, 47 tahun, subklaster Jakarta.

22. Kasus Nomor 22: perempuan, 36 tahun, imported case.

23. Kasus Nomor 23: perempuan, 73 tahun, menggunakan ventilator, kondisi stabil, imported case.

24. Kasus Nomor 24: laki-laki, 46 tahun, imported case.

25. Kasus Nomor 25: perempuan, 53 tahun, meninggal dunia, WNA, imported case.

26. Kasus Nomor 26: laki-laki, 46 tahun, kondisi stabil, WNA, imported case.

27. Kasus Nomor 27: laki-laki, 33 tahun, kondisi stabil, subklaster Jakarta.

28. Pasien Nomor 28: laki-laki, 37 tahun, sakit ringan sedang, imported case.

29. Pasien Nomor 29: laki-laki 51 tahun, sakit sedang, tidak sesak, imported case.

30. Pasien Nomor 30: laki-laki, 84 tahun, sakit sedang, imported case.

31. Pasien Kasus Nomor 31: perempuan, 48 tahun, sakit ringan sedang, imported case.

32. Kasus Nomor 32: laki-laki, 45 tahun, kondisi sakit ringan sedang, imported case.

33. Kasus Nomor 33: laki-laki, 29 tahun, sakit ringan sedang, imported case.

34. Kasus Nomor 34: laki-laki, 42 tahun, sakit ringan sedang imported case.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.