Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien positif Corona di Indonesia bertambah lagi sebanyak 35 kasus per Jumat, 13 Maret 2020. Yang sebelumnya 34 kasus, total orang dengan Covid-19 di Indonesia menjadi 69.
Sejumlah negara bahkan sudah melakukan lockdown. Sementara Indonesia, baru membatasi interaksi masyarakat dengan menutup sejumlah tepat rekreasi dan melarang kegiatan berkumpul.
Baca Juga
Mewabahnya Covid-19 ini memunculkan gerakan diam di rumah dengan tagar #DiamDiRumahCuk di situs diamdirumahcuk.com.
Advertisement
Dalam situs tersebut, disebutkan bahwa diam di rumah merupakan langkah antisipasi penyebaran Covid-19. Sebab, di sejumlah negara belum ada yang berhasil mencegah penyebaran Covid-19. Sementara pemerintah Indonesia belum memberlakukan opsi lockdown untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.
Untuk itu, gerakan DiamDiRumahCuk ini mengajak agar masyarakat mengkarantina diri dengan berdiam diri di rumah. Tak perlu ke luar rumah jika tak ada yang mendesak.
Gerakan ini, juga untuk melindungi keluarga agar tak terinfeksi Covid-19.
Berikut isi gerakan DiamDiRumahCuk:
Gerakan untuk menghentikan penyebaran pandemi COVID-19
Pemerintah Negara di berbagai belahan dunia, belum berhasil mencegah CoronaVirus SARS-CoV-2 dan pembatasan pandemi COVID-19 .Kekurangcepatan reaksi, kebijakan-kebijakan populis yang muncul demi tetap membuat ekonomi stabil bisa membuat kefatalan atas perlindungan jutaan rakyat dari wabah ini. Pada akhirnya menuntut diri kita sebagai entitas paling ujung dan utama untuk melakukan tindakan yang mengutamakan keselamatan diri, untuk mencegah dan melawan COVID-19 ini.
Kita blak-blakan saja: Diam di rumah saja, cuk!
Manifesto Karantina Mandiri
Karena tidak ada perawatan medis yang sudah diteliti dengan benar dan vaksin yang bisa dipakai masih jauh di ufuk timur, satu-satunya cara efektif buat mencegah penularan Covid-19 adalah tidak memberi kesempatan virus ini menyebar ke mana-mana.
Tindakan berikut ini, mulai dari yang paling mudah sampai yang paling efektif melawan pandemi, dipakai sebagai panduan umum untuk mereka yang mau ikut serta dan mengambil tindakan, daripada nungguin tindakan pemerintah.
1. Jangan panik, tetap waspada.
2. Sering-sering cuci tangan pakai sabun, dan batuk atau bersin secara beretika.
3. Jangan sering-sering pegang muka, terutama hidung, mulut dan mata.
4. Jaga jarak sosial, gak usah pelak-peluk, cipika-cipiki, salam-salaman, tos-tosan. Pakai cara sapaan yang lebih aman, dadah-dadah dari jauh kalau sama temen atau tempel tangan kanan ke dada kiri sambil menganggukan kepala kalau sama yang lebih tua.
5. Gak usah nonton konser, pertunjukan teater, pertandingan bola, konser dangdut, atau apapun itu acara yang bikin orang banyak tumplek bleg jadi satu.
6. Gak usah ke museum, pameran, bioskop, klub malam, karaokean atau tempat ngumpul-ngumpul yang banyak orang.
7. Gak usah ikutan arisan, kondangan, pesta ultah, dan kalau perlu, kegiatan ibadah.
8. Gak usah kelayapan. Kalau bisa, jangan pergi jauh-jauh, apalagi yang harus pakai bus atau kereta yang umpel-umpelan, kalau tidak perlu banget sekali.
9. Jangan pakai transportasi publik kalau padat, kecuali kepepet. Jalan kaki atau naik sepeda lebih sehat.
10. Kalau bisa kerja di rumah, wes neng omah wae, cuk. Bilang sama kantor, Saya kerja dari rumah saja. Tapi beneran kerja, jangan malah main PUBG.
11. Gak usah ngopi-ngopi atau rapat-rapat yang ketemu muka. Jaman sekarang, ngopi dan rapat bisa lewat online atau video chat.
12. Gak usah keluar rumah kecuali beneran kepepet pake banget. Neng omah ae, cuk!
Harap ingat nggak ada tindakan yang benar atau salah. Yang penting, tindakan itu nyaman dan aman buat anda. Tapi, GAK USAH RESIGN DARI KERJAAN. Masih butuh uang, kan? Tetap saja ke kantor kalau memang harus, tapi lakukan tindakan pengamanan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kenapa sih penting banget?
SARS-CoV-2 itu virus yang gampang nular dan berpotensi mematikan, yang menyebabkan penyakit pernafasan yang namanya Covid-19. Dulu namanya mungkin beda, tapi sama WHO sudah disahkan namanya jadi Covid-19. Jangan diganti kecuali seijin pengadilan dan orangtua. .
Selama beberapa bulan terakhir ini, si virus dan penyakitnya sudah dibandingin sama influenza atau batpil. Karena kebetulan gejalanya hampir sama, dan kayaknya kok tingkat keparahannya sama, banyak orang mikir ini bukan virus yang berbahaya. Tapi masalahnya, kenyataannya gak gitu, lho!
1. Lebih menular daripada flu
Kalau estimasi R0 nya antara 1.4 - 6.49, dan estimasi rerata 3.28[1], ini artinya SARS-CoV-2 itu lebih menular dan lebih cepat menyebar daripada flu biasa, yang rata-rata R0 nya cuma 1.28 [2].
2. Lebih mematikan daripada flu
Yang disebut tingkat kematian (CFR) dari SARS-CoV-2 itu diperkirakan sekitaran 2%[3], yang ketularan virus ini bisa meninggal. Kalau Flu[4], CFRnya sekitar 0.1%. Artinya, SARS-CoV-2 itu 20 kali lebih mematikan daripada flu.
3. Kemungkinan kena gejala yang parah
Ada estimasi bahwa 15-20% orang yang kena virus ini mengalami gejala yang parah yang perlu penanganan medis[5], termasuk radang paru-paru (pneumonia), sesak nafas dan kekurangan oksigen di darah.
4. Tidak ada perawatan, tidak ada vaksin, tidak ada imunitas
Karena ini virus baru, belum ada perawatan medis yang sudah diteliti, masih perlu riset, untuk bisa merawat pasien dengan tepat. Dan kemudian, belum ada vaksinnya. Pengembangan vaksin butuh waktu yang panjang. Dengan gak ada vaksin, dan gak ada imunitas diri sebelumnya, semua orang bisa tertular virus ini. Walaupun mayoritas mengalami gejala yang ringan, tapi beberapa orang berisiko tinggi, misalnya lansia, penderita diabetes, penderita jantung, penyandang masalah imunitas karena perawatan kanker, dan yang seperti ini, berisiko kena gejala yang parah, bahkan sampai pada kematian.
5. Pertumbuhan eksponesial.
Karena nggak ada imunitas terhadap virus baru ini, maka tidak ada batasan sampai sejauh mana virus ini akan berkelana. Dan walaupun kelihatannya di awal kok nambahnya cuma sedikit, tapi karena eksponensial, pertambahannya akan meledak sangat cepat. Dengan jumlah orang terinfeksi naik dua kali lipat dalam waktu beberapa hari saja, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan akan kewalahan menangani pasien yang masuk, yang ujung-ujungnya akan berakibat pada tingkat kematian yang lebih tinggi karena kekurangan fasilitas perawatan.
Dengan ikut serta dalam gerakan ini, berarti anda menutup kemungkinan penularan, minimal ke diri anda dan orang yang anda kasihi. Anda juga membantu menjaga agar virus tidak menyebar ke mana-mana, terutama kepada orang berisiko tinggi yang bisa kena gejala parah dari virus ini. .
Kalau anda masih sayang sama diri sendiri, dan pacar/ suami/ istri/ anak/ bapak/ ibu/ dll dsb, lakukan hal ini dan bagikan juga ke teman dan keluarga. Bilangin kepada mereka #DiamDiRumahCuk.
Â
Advertisement