Liputan6.com, Jakarta Partai Demokrat menggelar Kongres V di Jakarta Convention Center (JCC) hari ini, Minggu (15/3/2020). Salah satu agenda kongres yakni pemilihan ketua umum. Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dipastikan akan meletakkan jabatan Ketum Partai Demokrat dalam kongres itu.
Sedianya Kongres Demokrat akan digelar tiga hari yakni mulai tanggal 14 hingga 16 Maret 2020. Namun karena alasan wabah corona yang mulai merebak di Indonesia, kongres dipersingkat menjadi satu hari. Malam ini, Demokrat dipastikan sudah punya ketua umum baru.
Lalu siapa suksesi SBY di Demokrat?
Advertisement
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, ada tiga nama yang berpeluang melanjutkan kepemimpinan SBY di Demokrat. Pertama yakni putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Kedua, putra kedua SBY Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Dan ketiga, ipar SBY atau adik Ani Yudhoyono, Pramono Edhie Wibowo. Pramono Edhie memang sempat ramai disebut ingin maju di kongres.
"Nah siapa yang mau ditunjuk Pak SBY menggantikan dia, ya terserah Pak SBY," kata Hendri kepada merdeka.com, Sabtu (14/3/2020).
Ibas dan AHY memang setahun belakangan ini rajin turun ke daerah. Anak-anak SBY itu kerap bertemu dengan para pengurus DPC dan DPDÂ yang memiliki suara di kongres. Ibas disebut juga berminat maju jadi Ketum Demokrat.
Tapi AHY, juga tak mau kalah. Sejumlah DPD Demokrat Provinsi misalnya, Sumut, DKI Jakarta, NTT telah resmi mendukungnya. Meskipun, AHY sampai kini belum menyatakan bakal mencalonkan diei jadi Ketum Demokrat.
Sementara Pendiri Demokrat, Achmad Mubarok, memunculkan nama mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo. Sayang, upaya ini sudah dijegal di awal. Sebab, Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan menegaskan, Gatot tak bisa maju karena bukan kader Demokrat.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
AHY atau Ibas?
Kata Hendri, memang AHY disebut-sebut berpeluang besar menggantikan SBY sebagai ketua umum Demokrat. Namun, yang paling layak melanjutkan takhta SBY, menurut Hendri, sebetulnya Ibas.
Ada dua kelebihan Ibas yang tidak dimiliki AHY dan Pramono Edhie. Ibas menjabat sebagai anggota DPR selama tiga periode, sejak tahun 2009 hingga sekarang. Ibas juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal saat Demokrat di bawah komando Anas Urbaningrum.
"Sebetulnya yang lebih matang berpolitik Ibas," ujarnya.
Tapi Hendri menyebut, saat ini posisi AHY berada di atas angin. Selain karena mendapat sinyal dukungan dari SBY, nama AHY sudah dikenal publik setelah mengikuti kontestasi Pilkada DKI 2018.
Namun sayang, AHY belum pernah membuat sejarah di ruang publik dan dunia politik. Hanya saja prestasi AHY terbilang moncer saat di dunia militer.
AHY pernah menjadi lulusan terbaik saat Kursus Dasar Petugas Infanteri (2001), Kursus Intelejen Tempur (2001), Kursus Petugas Operasi Batalyon (2004) dan Kursus Manuver Karir Kapten, Fort Benning (2011).
"Di luar partai, sejarah mencatat nama AHY belum kinclong. Sementara Ibas cukup kinclong karena tercatat sebagai Sekjen, Ketua Fraksi Demokrat dan beberapa periode sebagai anggota DPR," ucapnya.
Meski demikian, kata Hendri, keputusan tertinggi ada di tangan SBY. SBY memiliki kuasa penuh untuk menentukan siapa yang layak melanjutkan kepemimpinannya.
Soal peluang figur lain dari luar lingkaran keluarga SBY yang akan bertarung merebut kursi ketua umum Demokrat, Hendri melihat sangat kecil.
Sebab, citra Demokrat selama ini sangat lekat dengan SBY. Sehingga cukup sulit bagi figur di luar keluarga SBY untuk masuk dan merebut kursi ketua umum partai berlambang bintang mercy itu.
"Jadi akan sulit sekali kalau ada orang luar selain lingkaran SBY yang mendapat restu SBY," kata Hendri mengakhiri.
Â
Reporter: Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement