Sukses

Usai Imbauan Kerja dari Rumah, Jalanan Jakarta Tetap Macet

Meski Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Gubernur Anies Baswedan mengeluarkan imbauan masyarakat untuk bekerja di rumah, namun beberapa ruas jalanan di Ibu Kota masih mengalami kemacetan.

Liputan6.com, Jakarta Meski Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Gubernur Anies Baswedan mengeluarkan imbauan masyarakat untuk bekerja di rumah, namun beberapa ruas jalanan di Ibu Kota masih mengalami kemacetan.

Pantauan Liputan6.com, Senin (16/3/2020) kemacetan terjadi di ruas tol Cikampek arah Jakarta. Tidak hanya kendaraan pribadi, namun juga truk-truk pengangkut yang mendominasi jalanan.

Begitu pula ruas Cawang depan Kampus UKI. Kemacetan memang biasa terjadi di ruas jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur, namun dengan diberlakukannya bekerja di rumah dan dihilangkannya ganjil genap, kepadatan dan antrean kendaraan masih saja terjadi di ruas jalan ini.

Begitu pula dengan ruas Jalan Pramuka menuju Salemba, kepadatan terjadi di jalur lambat hingga pasar Pramuka.

TMC Polda Metro Jaya dalam akun Twitter @TMCPoldaMetro, pada 07.37 WIB mencatat situasi lalu lintas di putaran depan SMK 34 Jl. Kramat Raya mengarah Pasar Senen terpantau padat.

2 dari 2 halaman

Ganjil Genap Ditiadakan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan sistem ganjil genap kendaraan di Jakarta tidak diberlakukan sementara mulai Senin (16/3/2020) besok. Hal tersebut menyusul merebaknya penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Jakarta.

"Ini tidak diberlakukan dua minggu, kita cabut sementara dan kita berlakukan lagi ketika kondisi sudah dalam kontrol kita," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020).

Sistem ganjil genap biasanya berlaku dari Senin-Jumat mulai pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 16.00-21.00 WIB.

Selain itu, Anies mengatakan akan berkoordinasi dengan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala BNPB, Doni Monardo terkait rencana lockdown di Jakarta.

Lockdown merupakan menutup akses keluar masuk Jakarta dan seluruh penduduk harus diam di rumah. Hal tersebut seperti halnya yang dilakukan di Kota Wuhan, China ataupun kota lainnya yang terdampak virus Covid-19.

"Kami memang memandang Jakarta sudah perlu menutup kegiatan-kegiatan, baik kegiatan di dalam maupun kegiatan orang ke Jakarta dan orang luar ke Jakarta. Kami enggak bisa sendiri tapi juga dengan Kepala BNPB sebagai pimpinan pengendalian Corona," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020).

Dia menyebut Jakarta sudah harus bertindak cepat untuk meminimalkan penyebaran virus Covid-19. Sebab kata dia, kapasitas rumah sakit dan jumlah dokter sangat terbatas.

"Jadi kalau naik terus itu akan ada ambang batasnya di mana health care system kita tidak bisa menanggung itu semua. Karena itu jadi tanggung jawab kita semua untuk mengurangi potensi penularan," ucap Anies.