Sukses

Bea Cukai Fasilitasi Ekspor Perdana 3 Perusahaan untuk Tingkatkan Daya Saing Industri

Salah satu yang terbesar adalah pelepasan ekspor perdana 45 ribu ton semen clinker produksi PT SDIC Papua Cement Indonesia ke Taiwan.

 

Liputan6.com, Jakarta Produk olahan sarang burung dari PT Ori Ginalnest Indonesia di Medan, 45 ribu ton bahan jadi semen Portland (semen clinker) produksi PT SDIC Papua Cement Indonesia di Manokwari, dan 22 ribu WMT konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia diekspor perdana. 

Ekspor perdana itu mendapat izin dari Bea Cukai Kualanamu, Bea Cukai Manokwari, dan Bea Cukai Kualanamu. Kepala Kantor Bea Cukai Kualanamu, Elfi Haris mengungkapkan PT Ori Ginalnest Indonesia melepas ekspor produk sarang burung wallet ke empat benua yaitu Amerika, Eropa, Australia dan Asia.

"Hal ini merupakan salah satu peran Bea Cukai sebagai fasilitator terkait eksportasi komoditas dari dalam negeri," jelas Elfi. 

CEO PT Ori Ginalnest Indonesia, Rusianah juga menambahkan perusahaan yang berdiri sejak 1997 itu berhasil membawa Sumatera Utara sebagai eksportir dan penghasil terbesar sarang burung walet selama tiga tahun berturut-turut di dunia.

"Industri walet ini adalah industri padat karya, menyerap banyak tenaga kerja, berorientasi ekspor, juga mempromosikan sumber daya alam indonesia," jelas Rusianah.

Simplifikasi perizinan melalui elektronik merupakan kemudahan dari pemerintah untuk pegiat ekspor indonesia. Hal ini mendukung untuk mewujudkan harapan Presiden RI Jokowi demi mendorong pelaku UMKM untuk meningkatkan daya saing sehingga produknya dapat menembus pasar ekspor. Menurut Presiden Jokowi saat ini kontribusi UMKM bagi ekspor nasional baru mencapai 14 persen.

Selain itu, Bea Cukai Manokwari, pada Kamis (5/3) bersama Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan juga turut meresmikan pelepasan ekspor perdana 45 ribu ton semen clinker produksi PT SDIC Papua Cement Indonesia ke Taiwan.

Masih dari Indonesia Timur, pada Jumat (6/3) Bea Cukai Amamapare juga melepas ekspor berupa konsetrat tembaga seberat 22.000 weight metric ton dari PT Freeport Indonesia. Kegiatan ekspor ini menyumbang penerimaan negara sebesar Rp35,5 dan devisa kepada negara sebesar Rp39,5 juta.

Dominggus sangat mengapresiasi dan menghargai jasa-jasa Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, serta instansi terkait yang telah berkontribusi terhadap kegiatan ekspor di wilayah Manokwari.

"Dengan adanya industri semen yang pertama di Indonesia Timur ini, maka tentunya akan memberikan dampak positif bagi pergerakan roda perekonomian di Manokwari, Papua Barat, dan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara nasional," harap Dominggus.

 

(*)