Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor menyemprotkan cairan desinfektan di seluruh ruangan di kantor Wali Kota dan Sekretariat Daerah Kota Bogor, Selasa (17/3/2020). Penyemprotan dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 di pusat pemerintahan Kota Bogor.
Cairan disinfektan merupakan zat kimia yang digunakan untuk membersihkan dan membunuh mikroorganisme pada benda tak hidup.
Baca Juga
"Karena gedung balai kota sering dijadikan tempat pertemuan rapat, baik dari luar kota maupun dengan instansi pemerintah. Karenanya Pak Wali Kota menginstruksikan disemprot pakai desinfektan," ujar Yadi Cahyadi, Kabag Umum Sekdakot Bogor.
Advertisement
Sebelum disemprot, seluruh ruangan mulai dari Kantor Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Sekda, hingga kantor Sekretariat Daerah disterilkan. Karena efek cairan desinfektan ini dapat menyebabkan iritasi dan reaksi berlebih, seluruh pegawai dipulangkan lebih awal
"Setelah penyemprotan ruangan tersebut memang harus disterilkan. Makanya jam 1 siang ASN dipulangkan, besok bekerja seperti biasa," kata Yadi.
Selain itu, Pemkot Bogor juga menyiapkan upaya lainnya dalam mencegah penularan Covid-19, yakni menyediakan hand sanitizer di setiap ruang kerja dan mengajak pegawai untuk selalu menjaga kesehatan dan meningkatkan kebersihan lingkungan di sekitarnya.
Tangan yang terkontaminasi diyakini bisa membawa virus ke dalam tubuh atau menyebarkannya ke orang lain. Di sisi lain, virus juga bisa tinggal di permukaan benda-benda mati.
Sementara itu, total orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Bogor sebanyak 30 orang. 20 orang dinyatakan negatif Covid-19 setelah dilakukan pemantauan 14 hari. 1 pasien dalam pengawasan (PDP). Sementara 10 lainnya, termasuk Wali Kota Bogor Bima Arya masih dalam pemantauan atau ODP.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pulang dari Eropa
Bima baru saja pulang dari Azerbaijan dan Turki, negara yang masuk dalam daftar kena wabah Covid-19. Politisi PAN ini melakukan kunjungan ke Eropa sejak tanggal 9 Maret dan baru kembali ke Bogor 16 Maret 2020.
PDP dikriteriakan sesuai gejalanya, seperti demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan. Atau dari hasil observasi ada saluran napas bawah yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari yang terjangkit.
Sementara ODP, biasanya memiliki gejala ringan seperti batuk, sakit tenggorokan, demam, tetapi tidak ada kontak erat dengan penderita positif.
Â
Advertisement