Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyayangkan bila masih ada kegiatan keagaaman yang menghimpun ribuan massa, di tengah mewabahnya Covid-19. Menurutnya, perhelatan seperti itu rawan penularan Covid-19.
"Sudah ada bukti, pertemuan Jamaah Tabligh di Malaysia baru-baru ini, menjadi tempat rawan penyebaran virus yang mendunia ini. Apalagi pesertanya dari berbagai negara. Dalam pertemuan model ini, kita rawan tertular, juga rentan menulari orang lain," kata Wapres Ma'ruf seperti disampaikan oleh Juru Bicara Wapres, Masduki Badlowi, lewat siaran pers diterima, Kamis (19/3/2020).
Namun demikian, Wapres Ma'ruf mengapresiasi kesediaan pengikut Jamaah Tabligh yang mengurungkan acara Ijtimak di Gowa, Sulawesi Selatan.
Advertisement
Menurut dia, langkah tersebut sangat penting bagi upaya pencegahan Covid-19.
"Terima kasih kepada Mendagri, Kepala BNPB, Pemprov Sulsel, Pemkab Gowa, serta Polda dan Kodam setempat, yang telah berdialog dan mengajak para pengikut Jamaah Tabligh, untuk mengikuti protokol penanganan Convid-19," jelas Wapres Ma'ruf.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penahbisan Uskup Ruteng
Selain acara Jamaah Tabligh di Sulsel, Wapres juga berharap upacara pentahbisan Uskup Ruteng juga ditunda.
"Gubernur NTT telah menyampaikan anjuran untuk menunda acara, demi keselamatan dan kesehatan bersama.," kata Ma'ruf.
Ma'ruf berharap seluruh warga saling bekerja sama untuk mencegah dan menangani wabah corona ini.
"Saya mengajak seluruh umat beragama, untuk menjalankan ibadah, menyelenggarakan kegiatanan keagamaan, dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, aspek kesehatan bagi sesama.," kata dia.
Ma'ruf juga meminta agar para tokoh agama, pimpinan majelis-majelis agama untuk sama-sama merumuskan pedoman keagamaan dan menjelaskan ke pemeluk agama masing-masing tentang pelaksanaan ibadah. Khususnya yang bersifar massal, atau berjamaah, dalam rangka meciptakan iklim ibadah yang kondusif bagi pencegahan penyebaran virus dan penanganannya secara efektif.
Â
Advertisement