Sukses

Belajar di Rumah 2 Pekan, Satpol PP Razia Pelajar di Warnet dan Rental PS

Satpol PP mengimbau kepada masyarakat juga untuk membantu pihaknya dalam melarang para pelajar untuk bermain di warnet dan rental PS saat jam belajar.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terus melakukan operasi di sejumlah rental PS serta Warung Internet (Warnet) di Wilayah Jakarta Barat. Razia tersebut bakal terus dilakukan selama para pelajar melakukan kegiatan belajarnya di rumah.

Kasat Pol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat mengatakan, sebanyak 200 personel dikerahkan dalam melakukan operasi di Warnet dan rental PS. Karena, pada Rabu 18 Maret 2020 kemarin sejumlah ratusan pelajar berada di Warnet.

"Maka kami kerahkan 200 personel setiap harinya untuk memantau warnet dan rental Playstation di Jakarta Barat. Karena kami ingin peserta didik ini efetif belajar di rumah," kata Tamo, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Selain itu, ia mengimbau kepada masyarakat juga untuk membantu pihaknya dalam melarang para pelajar untuk bermain di warnet dan rental PS saat jam belajar.

"Jadi ke-55 warnet itu kini masih dalam pemantauan kami. Kami juga kini tengah menyasar warnet lain dan tempat keramaian lainnya," ujar Tamo.

Namun, apabila ada seorang pelajar yang datang ke warnet dengan tujuan untuk mengerjakan tugas sekolahnya, bakal diizinkan, selama memang untuk mengerjakan tugas sekolahnya.

Nantinya, pihaknya bakal melakukan pengawasan terhadap warnet untuk mengawasi anak-anak pelajar yang datang untuk mengerjakan tugas. Hal itu dilakukan agar tak ada pelajar yang bermain game online dengan alasan mengerjakan tugas.

"Nanti data terbaru hari ini akan keluar, apakah masih ada pelajar yang main game di warnet dan rental PS," pungkas Tamo.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sekolah Ditutup 2 Pekan

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memutuskan menutup seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk mencegah penyebaran virus Corona di Jakarta. Penutupan sekolah ini berlaku selama dua minggu ke depan.

Ujian Nasional (UN) yang sedianya digelar pada Senin 16 Maret 2020 juga ditunda. Anies mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa diputuskan melakukan kegiatan belajar mengajar melalui metode jarak jauh dan penundaan UN.

"Pertama, dari berbagai kajian menunjukkan, anak-anak mereka tidak banyak terjangkit Covid-19 tapi mereka adalah carier, penular ke orang dewasa 1 ke dewasa lainnya. Jadi meskipun mereka tidak terjangkiti dan angkanya kecil tapi bisa menularkan ke pribadi 1 ke lainnya," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (14/3/2020).

Kedua, kata Anies, kegiatan belajar mengajar melibatkan orang dewasa yang antarjemput dan mengajar. Hal ini perpotensi meningkatkan intensitas penyebaran ke orang dewasa.

"Maka Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan menyiapkan materi belajar jarak jauh yang alhamdullilah karena kita antisipasi ini sejak beberapa waktu lalu, maka persiapan dilakukan dan insyaallah bisa dilakukan. Bahan bahan untuk orangtua, guru, siswa, kepala sekolah itu akan siap sebelum hari Senin dan dinas pendidikan akan berkoordinasi dengan semua unsur untuk melakukan itu semua," papar Anies.

Anies mengatakan, penutupan bukan hanya sekolah, tapi juga tempat kursus dan pendidikan informal.

"Kami anjurkan, imbauan, seruan untuk menunda kegiatan belajar mengajar secara langsung. Lakukan dengan metode jarak jauh, digital. Tujuannya untuk mengurangi interaksi yang potensi terjadi penularan," kata dia.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka