Sukses

Mengapa Tes Corona Hasilnya Negatif Bisa Jadi Positif?

Seorang pasien yang di sebuah rumah sakit di Cianjur dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah ia meninggal dunia. Padahal sebelumnya ia dinyatakan negatif virus tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pasien yang di sebuah rumah sakit di Cianjur dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah ia meninggal dunia. Padahal sebelumnya ia dinyatakan negatif virus tersebut.

Menurut Staf Ahli Divisi Respirologi dan Penyakit Kritisi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) sekaligus Anggota Dewan Pakar Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), dr Telly Kamelia hal itu bisa terjadi disebabkan banyak faktor. Misalnya saja cara pengembalian spesimen.

"Karena cara pengambilan spesimen yang salah akan menjadi negatif palsu," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (20/3/2020).

Di samping itu, Telly melanjutkan, bahan spesimen yang diambil juga ikut menentukan hasil tesnya. Umumnya yang diambil adalah darah ataupun dahak.

Selain itu waktu pengambilan juga turut berkontribusi untuk menentukan hasil dari tes Covid-19. Metode pengambilan di waktu yang tidak tepat pun, kata Telly bisa mengakibatkan perbedaan hasil tes.

"Misalnya nih kaya TBC mengapa harus diambil tiga kali kemudian kita menetapkan dari tiga kali itu, tiga hari lagi, hari pertama, hari kedua, hari ketiga. Harus tiga hari karena hari pertama sensitivitasnya masih rendah, karenanya harus dua kali lagi baru kita mendapatkan tesitasnya lebih tinggi mendekati 100 persen," jelasnya.

Telly juga menyebut, jika pada saat pengiriman ke suatu tempat virus tersebut terpapar matahari, maka bisa merusak virus itu sendiri.

"Apakah lama dalam perjalanan. Nah itu bisa mempengaruhi menjadi false negative," ungkapnya.

Menurut dia, hasil bisa didapatkan secara optimal manakala pengambilan spesimen dilakukan pada waktu yang tepat, alat yang tepat dan prosedur yang tepat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kemungkinan Banyak yang Positif Corona?

Telly sendiri pun melihat bahwa kemungkinan masih ada lebih banyak lagi yang positif Covid-19 namun tidak memeriksa diri ataupun negatif palsu.

"Kemungkinan masih ada yang belum diperiksa, yang belum diperiksa ini ada dua nih yang bergejala dan kontak erat (dengan pasien positif) gitu ya. Karena gejalanya kan sumir, hampir sama dengan penyakit pernafasan lain," jelas Telly.

Telly juga mengimbau supaya penanganan kasus ini seharusnya pemerintah bisa melakukan jemput bola terhadap masyarakat. Artinya pihak kesehatan mendatangi masyarakat dari rumah ke rumah untuk melakukan pemeriksaan.

"Tapi ini kan butuh biaya gede," ucapnya.

"Dan harusnya pemeriksaan itu tidak di tempat terpusat, jadi harus dari bawah ke atas," imbuhnya.

Menurut dia, jika pemeriksaan dilakukan di tempat yang terpusat, misalnya di rumah sakit- rumah sakit tertentu, maka suatu saat akan kewalahan.

"Semakin banyak, nanti datang lagi temannya, datang lagi yang kontak erat (dengan positif Corona). Kan gejalanya sama dengan penyakit pernafasan bisa," tandasnya.