Sukses

Mendagri: Gedung Diklat Siap Digunakan untuk Tampung Pasien Covid-19

Tito meminta masyarakat tak perlu khawatir terhadap Covid-9 namun, tetap harus meningkatkan kewaspadaan.

Liputan6.com, Jakarta - Total orang positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia mencapai 369 orang, per Jumat (20/3/2020). Jumlah ini terus bertambah.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan, menyiapkan gedung dan prasarana Pusat Diklat Kemendagri yang tersebar di daerah, untuk menampung pasien Covid-19 di daerah bila dibutuhkan.

"Kita siap laksanakan perintah Presiden untuk persiapkan gedung Pusat Pendidikan dan Latihan Kemendagri di berbagai daerah untuk tempat perawatan korban infeksi Covid-19 bila diperlukan," kata Tito dalam keterangannya, Jumat (20/3/2020).

Dia pun meminta, masyarakat tak perlu khawatir. Namun, tetap harus meningkatkan kewaspadaan.

"Masyarakat tak perlu cemas dan khawatir atas fasilitas perawatan korban infeksi Covid-19. Pemerintah berusaha keras untuk mengerahkan seluruh daya dan prasarana untuk mengantisipasi lonjakan pasien infeksi Covid-19," jelas Tito.

Menurut dia, jumlah kapasitas bisa mencapai 200 kamar. Dan bisa digunakan untuk tempat rawat inap, jika memang diperlukan.

"Rata-rata jumlah room (kamar) di Provinsi besar bisa hingga 200 kamar. Yang menengah sekitar 125 room dan daerah yang kecil mencapai 50 kamar. Semuanya bisa dialihfungsikan sementara menjadi tempat rawat inap bila diperlukan. Sebaran gedung diklat dengan fasilitas demikian sudah ada di seluruh Indonesia. Kecuali di 3 provinsi saja," ungkap Tito.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Ada 1.500 kamar

Tito menuturkan, hasil pengecekan Kepala BPSDM yang membawahi sarana Diklat Kemendagri, total kamar tersedia seluruh Indonesia yang bisa difungsikan untuk tanggap darurat pasien Covid-19 berjumlah 1.500 kamar.

Dia menegaskan, instansinya saat ini sedang gencar untuk mengerahkan sumber daya Pemda mengantisipasi situasi Covid-19.

"Namun, setiap daerah memiliki keunikannya sendiri, laju penyebaran virus tidak merata di seluruh daerah. Namun dampak ekonomi dan politik terasa secara nasional akibat pandemi ini telah mendunia," pungkas Tito.