Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran Covid-19 karena virus Corona di Indonesia menjadi pukulan keras bagi pencari nafkah yang mengandalkan pemasukan harian. Kebijakan kerja dari rumah dan menjaga jarak batas aman untuk berinteraksi membuat sejumlah kalangan menengah ke bawah morat-marit.
Yati, istri dari sopir ojek online menuturkan, bagaimana keluarganya kelimpungan dengan kondisi saat ini. Pemasukan suaminya menurun drastis, sementara nilai pengeluarannya tidak berubah.
Bagai dua sisi mata uang, Yati memahami pemerintah mengambil kebijakan tersebut agar penyebaran Covid-19tidak meluas.
Advertisement
"Memang bagus, tapi bagi pekerja ojek online seperti suami saya dampaknya cukup buruk karena dengan adanya seperti ini orderan sangat sepi," kata Yati, Selasa (24/3/2020).
Biasanya, lanjut dia, dalam satu hari sang suami bisa mengantongi lebih dari Rp 200 ribu. Nilai tersebut cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Namun kini, penumpang ojek online sepi. Tidak ada notifikasi orderan di aplikasi.
Saking sepinya, suami Yati pernah hanya bisa mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 30 ribu selama wabah Covid-19 ini. Beban ekonomi terasa menyesakkan karena ada dua anak yang harus dihidupinya. Apalagi, saat ini, dia tengah mengandung anak ketiga.
"Saya masih tinggal di kontrakan. Untuk pengeluaran sehari-hari bisa Rp 200 ribu, tapi selama kasus ini pemasukan hanya Rp 50-100 ribu saja, bahkan pernah hanya Rp 30 ribu per hari," cerita Yati.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berharap Corona Segera Berakhir
Yati bukannya tidak ada usaha menopang perekonomian keluarga. Dia memiliki usaha sampingan dengan jualan makanan dan pakaian secara online. Hanya saja, di situasi serba lesu ini, jualannya tidak cukup laris.
"Saya jualan online seperti makanan, baju tapi untuk saat ini belum stabil karena modal berkurang. Sama seperti yang lain, enggak kayak hari-hari biasanya," ujar Yati.
Ia pun mengaku tidak terdaftar sebagai keluarga penerima bantuan dari pemerintah. Entah bagaimana keberlangsungan kehidupan keluarganya ke depan, ia berharap kondisi bisa normal sediakala.
"Saya juga masih belum kepikiran ke depan seperti apa karena situasi seperti ini sulit untuk cari jalan keluarnya," ucap Yati mengakhiri ceritanya.
Â
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka
Advertisement