Sukses

Bila Situasi Memburuk, 2 Tower di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Akan Dibuka

RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet dapat menampung sebanyak 3.000 pasien.

Liputan6.com, Jakarta - Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono menyatakan, saat ini RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet telah menangani lebih dari 200 kasus Covid-19. Saat pertama beroperasi sudah menerima 74 kasus dengan gejala ringan hingga sedang.

"Kemudian tanggal 25 Maret pagi ada 178. Dan pagi ini sudah berjumlah 208 pasien," kata Eko dalam konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Sementara itu kata dia, RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet dapat menampung sebanyak 3.000 pasien. Yakni dengan rincian dari masing-masing tower berkapasitas 1.300 dan 1.700.

"Kalau skenario bertambah buruk, makan kita bisa gunakan tower empat dan lima," jelasnya. Dari 7 tower Wisma Atlet, 4 tower digunakan untuk menangani pasien corona, yakni tower 1, 3, 6, dan tower 7.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan pasien yang dirawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet yakni yang memiliki gejala ringan dan sedang.

Namun, ada pula pasien yang memiliki penyakit kumorbid atau penyakit penyerta sehingga dirujuk ke rumah sakit rujukan.

"Secara umum kondisi mereka dalam kondisi sakit ringan sedang. Ada dua ada faktor kumorbid, makanya kami rujuk ke RSPAD Gatot Subroto," jelas dia di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Selasa (24/3/2020).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

RS Darurat Wisma Atlet Tak Terima Pasien Anak

Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiono menyatakan, RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat tak menerima pasien anak dengan usia di bawah 15 tahun.

"Di dalam penerimaan pasien, RS Darurat ini hanya usia 15 tahun ke atas. Untuk anak-anak tidak kita terima," ujar Eko di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Kamis (26/3/2020).

Selain anak berusia di bawah 15 tahun, RS Darurat Covid-19 juga tak menerima pasien yang sudah memiliki penyakit penyerta, atau kumorbid. Sebab, RS Darurat ini didirikan dengan sistem limitasi kontak dengan petugas medis.

"Termasuk ada pasien yang gejalanya ringan namun ada komorbid, maka dirujuk ke RS Sulianti Saroso, atau RSUP Persahabatan," kata dia.