Sukses

Simalakama Pekerja Toko di Tengah Wabah Corona Covid-19

Kebijakan pemerintah untuk beraktivitas di rumah selama penyebaran virus Corona tidak bisa dirasakan setiap lini masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah untuk beraktivitas di rumah selama penyebaran virus corona Covid-19 tidak bisa dirasakan setiap lini masyarakat. Masih ada pekerja yang terpaksa mengesampingkan kekhawatiran mereka terpapar Covid-19 demi mendapat pundi-pundi rupiah.

Mawar, bukan nama sebenarnya, mengaku cukup khawatir dengan keselamatannya dari keganasan wabah corona covid-19. Ini lantaran Ia dan rekan-rekan kerjanya tetap masuk kerja dengan jam operasional normal. Mawar bekerja di sebuah toko retail yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur.

Toko tersebut menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan keseharian lainnya.

Kendati toko tempat Mawar bekerja memasang flyer mengenai perubahan jam operasional toko, nyatanya itu tidak terealisasi

"Mereka minta kita semua masuk, memang mereka buat peraturan kalau tutup toko jam 20.00 WIB dan pasang info itu tapi nyatanya enggak," cerita Mawar kepada merdeka.com, Sabtu (28/3/2020).

Bahkan, kata Mawar, hingga pukul 21.00 WIB pengunjung yang berbelanja di tokonya masih cukup ramai. Antrean di kasir pun berjarak satu troley atas inisiatif pengunjung.

Mawar mengaku toko tempatnya bekerja juga minim menyediakan fasilitas pelindung diri dari corona covid-19. Fasilitas itu seperti masker, sarung tangan, dan cairan steril untuk tangan.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Minim Fasilitas

"Toko ramai banget, safety di perusahaan bisa dibilang kurang apapun itu kayak masker dikasih satu doang disuruh cuci setiap hari. Hand sanitizer hanya di customer service, sarung tangan enggak pakai, penyemprotan (disinfektan) juga belum ada," bebernya.

Rasa khawatir Mawar dan rekan-rekannya kian bertambah setelah seorang warga yang tinggal dekat toko tersebut meninggal karena diduga terinfeksi Covid-19.

"Orang belakang mal ini sudah meninggal karena diduga infeksi Corona. Kita takut juga tapi mau gimana lagi," ujarnya.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com