Liputan6.com, Jakarta Pemberlakukan penutupan jalan protokol di Kota Semarang mulai diterapkan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi untuk menertibkan masyarakat, dalam upaya mencegah penyebaran virus Corona di Ibu Kota Jawa Tengah. Total ada lima jalan protokol yang akan ditutup, yaitu sepanjang Jalan Pandanaran mulai Tugu Muda sampai Simpang Lima, sepanjang Jalan Pemuda mulai Mal Paragon sampai Tugu Muda, sepanjang Jalan Gajah Mada mulai Simpang Lima sampai Simpang Gendingan, sepanjang Jalan Pahlawan mulai bundaran air mancur tugu tunas sampai Simpang Lima, dan sepanjang jalan Achmad Yani mulai simpang RRI sampai Simpang Lima.
Pada tahap pertama penutupan jalan akan dilakukan mulai pukul 18.00 sore sampai 06.00 pagi. Adapun aturan penutupan jalan tersebut mulai ditegakkan oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang dan Satlantas Polrestabes Kota Semarang mulai Minggu (29/3).
Pemberlakukan aturan itu disebutkan akan terus dilakukan hingga potensi penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Indonesia dapat teratasi. Bahkan Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu menegaskan akan meningkatkan waktu penutupan jalan menjadi 24 jam, jika tidak kunjung ada perubahan perilaku masyarakat untuk membatasi aktifitas sementara waktu.
Advertisement
"Kami sangat mengharapkan kepada masyarakat untuk bisa jangan kemana-mana bila tidak ada keperluan yang mendesak, namun pantauan kami di lapangan masih cukup banyak masyarakat yang berjalan-jalan keliling Kota Semarang. Maka mulai hari ini kita tegas, jalan protokol kami tutup dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi untuk membatasi aktifitas sedulur - sedulur," tegas Hendi.
"Kemudian selama seminggu ke depan akan kita evaluasi, kalau masih belum ada perubahan di masyarakat, kita akan tingkatkan menutup jalan protokol 24 jam penuh," lanjutnya.
Tak hanya itu, Hendi juga mengungkapkan juga memangkas jam operasional BRT Trans Semarang hingga hanya dari pukul 6.00 sampai 15.00. "BRT Trans Semarang mulai besok jam operasionalnya hanya dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore," ungkap Wali Kota Semarang tersebut.
"Ini adalah bagian dari upaya kita mengurangi pergerakan migrasi masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya," tandasnya.
Â
(*)