Sukses

Respon Positif Warung Makan Sampai Ojol yang Terima Program Pengaman Sosial dari Banyuwangi

Pemkab Banyuwangi membagi kupon makan untuk pekerja informal, seperti ojek, pengemudi becak, PKL ultramikro, pengemudi angkutan kota, dan sebagainya.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mendorong perekonoimian warung rakyat sekaligus membuat pekerja informal terbantu mendapat makanan, di tengah turunnya pendapatan di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun melakukan aksi nyata, membagikan kupon gratis untuk para pekerja informal. 

Salah satu warung yang mendapat order dari Pemkab Banyuwangi untuk menyediakan makanan adalah Warung Wajiek. Menurut sang pemilik, Wajiono, sejak berlakunya anjuran physical distancing, omset warungnya terjun bebas. Bahkan warung yang biasanya dibuka setiap hari, Wajiono terpaksa sering menutup usahanya.

"Biasanya bisa jual 350 bungkus sehari, sekarang sehari tidak sampai 100 bungkus. Bahkan saya sempat tutup daripada merugi. Alhamdulillah, dengan order program kupon makan ini, bisa membantu warung saya," ujarnya.

Dalam program jaring pengaman sosial untuk warga terdampak corona tersebut, Pemkab Banyuwangi membagi kupon makan untuk pekerja informal, seperti ojek, pengemudi becak, PKL ultramikro, pengemudi angkutan kota, dan sebagainya.

Program yang mulai uji coba ini dilakukan dengan menyebar 1.500 kupon makan di enam warung rakyat. Rencananya diperluas dengan target melibatkan lebih dari 500 warung dan menjangkau ribuan pekerja informal.

Mereka akan diberi kupon makan mingguan yang disalurkan secara bertahap. Eksekusi program tetap memperhatikan protokol pencegahan, seperti makanan wajib dibawa pulang (take away) dan jam pengambilan diatur agar tidak menimbulkan kerumunan.

"Dari uji coba hari ini, akan kami evaluasi kekurangannya. Detil dana dan mekanisme segera difinalkan berdasarkan hasil evaluasi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

2 dari 2 halaman

Kupon dan Angkutan Gratis

Rasa syukur juga disampaikan Bambang Hermawan, pemilik Warung Ijo, warung yang juga dilibatkan Pemkab Banyuwangi dalam program ini.

"Omset memang turun hingga 60 persen. Tapi kami tetap harus bersyukur, Alhamdulillah sekarang kami dapat pesanan program kupon makan ini," kata Bambang.

Sementara itu, seorang penerima manfaat adalah pengemudi ojek, Suwarsidi. Baginya, program ini bisa mengurangi pengeluaran harian.

"Order ojek sangat sepi sudah sebulan ini. Orang takut keluar rumah. Kerja seharian, tidak dapat Rp100 ribu, padahal dulu selalu lebih. Jadi program ini mengurangi pengeluaran harian," ujar Suwarsidi.

Suwarsidi bahkan menegaskan agar para penumpang ojek agar tidak perlu khawatir. Itu karena sebagai pengemudi ojek, dia menerapkan standar pencegahan Covid-19. 

Rahmat, seorang supir angkutan kota (angkot), juga senang dengan program kupon makan. Supir angkot terdampak kebijakan pengalihan pembelajaran dari sekolah ke rumah.

"Selama ini kami terbantu program Pemkab Banyuwangi, yaitu angkutan gratis untuk pelajar. Sekarang program itu tidak jalan karena sekolah libur. Apalagi, orang juga mengurangi keluar rumah. Itu sangat berpengaruh, setengah hari jalan baru dapat Rp15 ribu," kata Rahmat.

"Ada program kupon makan ini mengurangi pengeluaran. Saya bisa berhemat, uang makan bisa diberikan ke orang rumah," imbuh Rahmat.

 

(*)