Liputan6.com, Jakarta - Pengurus inti Partai Demokrat Periode 2020-2025 lebih banyak diisi dari barisan kader muda dan ditandai dengan hilangnya nama sejumlah politisi senior. Hal ini disebut-sebut sebagai langkah regenerasi Demokrat di bawah kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kayaknya AHY ini ingin memulai sesuatu yang baru di Demokrat dengan menampilkan wajah-wajah baru kader-kader Demokrat," kata Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno, kepada Merdeka.com, Kamis (16/4/2020).
Meskipun demikian, kata dia, kader-kader muda yang dipilih AHY untuk mengisi jabatan strategis di DPP bukanlah sosok yang benar-benar baru di Demokrat. Mereka merupakan orang-orang yang selama ini ‘dibesarkan’ partai Mercy itu.
Advertisement
Nama-nama seperti Teuku Riefky Harsya (Sekretaris Jenderal), Andi Arief (Ketua Badan Pemenangan Pemilu) hingga Jansen Sitindaon (Wasekjen) sesungguhnya merupakan anak-anak muda yang merupakan ‘orang lama’ di Demokrat.
"Kalau diiris secara rata-rata ini adalah salah satu bentuk ikhtiar politik Demokrat sebenarnya dengan memunculkan sosok-sosok muda di Demokrat untuk berada di level puncak kepengurusan. Misalnya di posisi Waketum itu hanya Benny K Harman yang senior. Selebihnya anak muda," ujar dia.
Adi, dengan menggunakan analogi pertanian, mengatakan bahwa munculnya nama-nama kader muda di kepengurusan partai merupakan tanda bahwa Demokrat sedang melakukan ‘panen raya’ kader di bawah kepemimpinan Putra Sulung SBY.
"Saat ini Demokrat sedang panen raya kader-kader mudanya. Karena sebenarnya Andi Arief ini lama sekali di Demokrat. Jansen Sitindaon ini juga lama. Teuku Riefky Harsya itu sejak 2009 dia sudah jadi pimpinan Komisi VII. Orang-orang lama di Demokrat yang sekarang tumbuh besar menjadi generasi baru," ungkapnya.
"Kalau mau disebut, ini adalah generasi kedua Partai Demokrat yang sedang memimpin. Kalau generasi pertamanya Pak SBY, sekarang generasinya AHY. Jadi wajar kalau posisi kepengurusan sekarang adalah generasi kedua yang didominasi oleh anak-anak muda," terang dia.
Tentu ada banyak harapan juga pertanyaan terkait kiprah pengurus muda lima tahun ke depan. Setidaknya terkait keberhasilan meraup dukungan masyarakat untuk Demokrat. Mungkinkah Demokrat bisa tampil baik tanpa kehadiran sosok senior. Jika Pilpres 2024 masih terlampau jauh, bagaimana dengan pilkada serentak 2020.
"Posisi Andi Arief ditunjuk sebagai Ketua Bapilu bukan tanpa alasan. Andi Arief dinilai selama ini memiliki visi politik yang bisa menerjemahkan keinginan Demokrat, terutama SBY. Kenapa Andi Arief diposisikan di situ karena Andi ini salah satu orang yang bisa menerjemahkan secara langsung visi dan kemauan politik Demokrat. Ini kan soal regenerasi saja," jelas Adi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pertarungan Kekuatan di Daerah
Sementara untuk pilkada serentak, lanjut Adi, Demokrat tentu tidak hanya mengandalkan pengaruh DPP. Yang paling penting yakni kiprah para kader dan tokoh Demokrat di daerah.
"Kalau soal Pilkada anatomi politiknya bukan hanya di DPP tapi kekuatan-kekuatan figur di daerah. Demokrat juga banyak itu di daerah yang menang. Jadi murni pertarungan kekuatan wilayah. Tapi yang mengkoordinasi di pusat yang menjadi motor ya Andi Arief ini," tandasnya.
Â
Reporter: Wilfridus Setu Embu/Merdeka.com
Advertisement