Sukses

Perawat Pasien Corona di RSPAD Menahan Tangis di Depan KSAD karena Rindu Keluarga

Elvi menyampaikan, sudah dua bulan dirinya bersama rekan lainnya tidak bertemu orangtua dan keluarga.

Liputan6.com, Jakarta Raut sedih para perawat khusus Corona Covid-19 tidak pernah diperlihatkan di depan pasien. Di bawah rasa takut ancaman virus Corona, mereka tetap tegar bekerjasama bersama para dokter dan tenaga medis lainnya menangani pandemi tersebut.

Namun, di balik alat pelindung diri (APD) yang menutup rapat tubuh, mereka menangis. Ingat keluarga dan anak. Pandemi Corona Covid-19 memaksa mereka untuk tidak pulang hingga 2 bulan.

Di Rumah Sakit Rujukan Corona, RSPAD Gatot Subroto, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan perhatiannya lewat teleconference. Perawat pun melepas haru. Momen itu dibagikan di akun Instagram @tni_angkatan_darat yang diihat Liputan6.com, Jumat (17/4/2020).

Salah satu perawat, Elvi menyampaikan, sudah dua bulan dirinya bersama rekan lainnya tidak bertemu orangtua dan keluarga.

"Kebetulan sudah tidak bertemu sejak Januari, tidak ketemu orangtua. Perhatian ini menjadi motivas buat kami," tutur Elvi dalam teleconference.

"Ijin kami sudah kurang lebih dua bulan tidak pulang. Alhamdulillah diberi penginapan di sekitar sini," sahut perawat lainnya sambil menangis.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Takut Pulang

Dari ruangan lain, perawat atas nama Yurna juga menyampaikan hal yang sama. Dari balik masker, mereka berupaya tegar menahan tangis.

"Doakan kami di sini semakin sehat dan kami bisa pulang ke rumah ketemu keluarga. Sudah sebulan lebih saya di sini," kata Yurna.

Mereka pun takut pulang. Bukan hanya demi pasien, namun juga untuk menjaga kesehatan keluarga di rumah. Para perawat berharap pandemi Corona bisa segera berakhir.

"Kami berharap wabah ini cepat berlalu. Diberi kesehatan untuk semua," ucap perawat lainnya.