Sukses

Jurus Jitu Mendes Cegah Virus Corona Covid-19 Masuk Desa

Sebanyak 31.615 desa di Indonesia sudah melakukan aktivitas pemantauan terhadap pemudik saat pandemi virus corona Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar melaporkan kesiapan desa dalam memantau pergerakan pemudik di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Sekitar 8.400 lebih desa sudah membentuk pos jaga gerbang desa. Kemudian, 31.615 desa atau 42 persen desa di Indonesia sudah melakukan aktivitas pemantauan terhadap pemudik saat pandemi virus corona Covid-19.

“Pos gerbang desa memberikan kontribusi dalam rangka pendataan pemudik yang datang ke desa,” kata dia saat konferensi Pers di Gedung BNPB, Minggu (19/4/2020).

Halim mengatakan, pos jaga gerbang desa berperan penting memantau mobilitas warga baik dari dalam maupun luar desa. Menurut dia, konteksnya sama seperti menjaga keamanan desa

“Ketika dijaga pasti warga desanya merasa aman dan nyaman itulah makanya di dalam peraturan menteri desa kita wajibkan membentuk namanya pos jaga gerbang desa,” ucap dia.

Halim menyampaikan pemudik yang datang ke desa menyandang status ODP (Orang dalam Pemantauan), sehingga dengan memantau bisa memberikan saran dan masukan terkait dengan apa yang harus dilakukan.

Kaitanya, terhadap anjuran melakukan isolasi mandiri apabila ditemukan gejala mirip virus corona Covid-19.

“inilah makanya ketika sudah berstatus ODP maka tugas relawan yang lain adalah membentuk atau menyiapkan ruang isolasi desa,” ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Ruang Isolasi di Desa

Tercatat, sebanyak 8.954 desa telah menyiapkan ruang isolasi dengan faslitas kurang lebih 35 ribu tempat tidur. Ruang isolasi ini memanfaatkan lahan di sekolah dasar, PAUD, ruang balai desa, dan seterusnya.

“Di ruang isolasi di dalamnya ada tempat tidur, dan fasilitas penunjang,” ujar dia.

Sementara itu, data yang terhimpun dari 8.954 desa telah menangani 24.519 ODP. Halim pun menyambut baik angka ini.

“Itu artinya aktivitas desa sudah cukup bagus di dalam konteks untuk mempersiapkan diri dan menuju sebagaimana disampaikan bapak kepala gugus tugas tadi menuju desa mandiri di dalam pencegahan dan penanganan Covid-19,” ucap dia.

Terakhir, Halim mengajak seluruh kepala desa untuk serius menangani desanya dalam memberikan fasilitas kepada warga masyarkat dalam upaya mencegah dan menangangulangi penyebaran Covid-19 di tingkat desa.

“Kita yakin kalau tiap desa melakukan penanganan serius maka skup kecil selesai akan berdampak skup yang lebih luas kecamatan, kabupaten, provinsi dan Negara Kesatuan Indonesia,” terang dia.