Sukses

PT KCI: Jumlah Penumpang KRL Terus Menurun saat PSBB

Adapun, total jumlah pengguna [KRL](4224865 "") dari pukul 08.00 adalah 57.989 penumpang.

Liputan6.com, Jakarta Manager External Relations PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Adli Hakim mengatakan, ada penurunan jumlah penumpang KRL di sejumlah stasiun yang biasanya dipadati penumpang.

"Secara umum, stasiun-stasiun yang biasanya dipadati pengguna, tren jumlah penumpangnya semakin menurun," ucap Adli Hakim kepada Liputan6.com, Senin (20/4/2020).

Dia menyebut seperti Stasiun Bogor, Bojong Gede, Citayam, bahkan Bekasi jumlahnya turun. Stasiun Bogor misalnya, hingga pukul 08.00 WIB melayani 4.741 penumpang, turun 1.241 penumpang dibanding waktu yang sama pada Senin 13 April lalu.

Stasiun Bojonggede melayani 4.834 penumpang (turun 977), Stasiun Citayam melayani 4.600 penumpang (turun 1.161), Stasiun Bekasi melayani 3.400 penumpang (turun 1.340 penumpang), Stasiun Cilebut melayani 2.015 pengguna (turun 873)," ungkap Adli.

Adapun, total jumlah pengguna KRL dari pukul 08.00 adalah 57.989 penumpang.

 

2 dari 2 halaman

Sia-Sia Jika KRL Tetap Jalan

Sebelumnya, Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam menangani penyebaran virus corona (COVID-19) di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) akan menjadi sia-sia jika Kereta Rel Listrik (KRL) masih beroperasi.

Sebab, rata-rata pasien positif terinfeksi virus corona COVID-19 yang berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat lantaran tertular di KRL.

Berdasarkan catatan Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Bogor, wilayah dengan jumlah warga paling banyak terinfeksi COVID-19 yaitu zona merah. Dua wilayah tersebut yakni Kecamatan Cibinong dan Bojonggede terdapat stasiun KRL.

"Dari data yang saya terima, rata-rata (penularan) dari penumpang kereta. Kasus positif pertama yang di Bojonggede itu dari kereta," kata Ade Yasin, Jumat (18/4/2020).

Karena itu, Ade menyayangkan langkah pemerintah pusat yang tetap mengoperasionalkan KRL di tengah penerapan PSBB di wilayah Jabodebek.

"Pemkab Bogor sudah mempersiapkan risiko dan biaya sebelum memutuskan PSBB. Termasuk di antaranya jaring pengaman sosial untuk warga tidak mampu. Jangan sampai apa yang kami siapkan ini menjadi sia-sia," ungkapnya.