Liputan6.com, Jakarta - Dian Permana, seorang perawat di Rumah Sakit Pelni Jakarta, punya cara sendiri mengusir kepenatan dan stres dalam menangani pasien corona Covid-19. Di sela-sela kesibukan merawat pasien dia beserta teman-temannya berusaha melakukan rileksasi pikiran. Salah satunya dengan bermain Tik-Tok.
"Ngilangin rasa lelah nih mas kita sambil ini, main Tik-Tok," ungkap Dian kepada Liputan6.com, Selasa (21/4/2020).
Dian mengatakan, aktivitas itu cukup membuat pikirannya lebih tenang. Dan tak terlalu tegang menghadapi para pasien yang merupakan positif Covid-19 itu.
Advertisement
"Sempat viral juga tuh videonya saya sama teman-teman," ungkap Dian.
Sebagai seorang perawat yang menangani pasien positif Covid-19, kata Dian dirinya waktu hari-hari pertama sempat merasa tegang dan takut. Namun sering dengan berjalannya waktu serta pikiran yang positif, Dian mengatakan dia dan teman-temannya sudah mulai terbiasa.
"Awal-awal takut lah, makin hari kan makin bertambah. Belum lagi tenaga medis makin menurun. Karena saking kelelahannya," ungkapnya.
Belum lagi, kala mendengar berita mengenai para tenaga kesehatan yang terinfeksi virus tersebut. Hal itu menjadi momok tersendiri baginya dalam menjalankan tugas.
"Kalau kawan-kawan saya gak ada (yang terinfeksi) sih mas," tuturnya.
Hal ini, kata Dian karena RS Pelni menerapkan standar yang ketat dalam masalah keamanan petugas medis. Mereka diminta untuk menyemprot APD-nya dengan desinfektan guna membunuh virus tersebut.
"Kemudian kami juga mandi di situ, pakai baju dan mandi lagi kalau sampai ke rumah," papar dia.
Puasa 8 Jam
Ia menceritakan suka duka menjadi perawat pasien Covid-19. Bagaimana sulitnya ia mengenakan APD lengkap yang panas sembari menangani pasien. Kendati tak nyaman, APD tersebut terpaksa ia kenakan karena demi mencegah penularan.
Belum lagi tatkala mengenakan APD itu mesti berpuasa selama delapan jam saat bertugas. Pasalnya ketika sudah mengenakan APD lengkap akan sulit mengonsumsi makanan ataupun minuman. Ditambah lagi, Dia taku makanannya terkontaminasi virus karena masih memakai APD.
"Iya apalagi kalau kita sibuk kan, kan pastikan capai gerah gimana. Orang mau kipasnya saja sampai ngadem di bawah AC," terang dia.
Kendati begitu, Dian bersyukur karena kawan-kawan serta keluarganya mendukung pengabdian dirinya.
"Kalau itu banyakan setuju, itu kan demi kebaikan," katanya.
Dian juga menceritakan momen saat merawat pasien yang membuat dirinya terenyuh. Yaitu kala pasein-pasien tersebut tak bisa bertemu langsung dengan para anggota keluarganya. Mereka bercengkrama dengan keluarga hanya melalui ponsel.
"Saya nemenin kan pasti (pasien) ada yang nelepon (keluarga) tuh. Kadang merasa sedih kasihan gak bisa ketemu," ungkapnya.
Advertisement